
Pantau.com - Meluasnya penyebaran virus korona atau COVID-19 membuat Venezuela akan menerapkan karantina di seluruh negeri setelah menemukan 16 kasus baru.
"Ini perlu, sangat diperlukan, ini adalah langkah tanggapan. Krisis baru dimulai," kata Presiden Nicolas Maduro dalam pidato yang ia sampaikan di televisi negara, dmeikian dilansir dari Reuters, Selasa (17/3/2020).
Ia menambahkan bahwa jumlah total pasien COVID-19 di negara Amerika Selatan itu meningkat menjadi 33. Sebelumnya, Venezuela memberlakukan karantina di beberapa negara bagian, yang dikatakan Maduro sukses.
Baca juga: Malaysia Putuskan Lockdown di Tengah Serangan Virus Korona
Maduro memerintahkan menutup akses keluar masuk Ibu Kota Caracas dan tujuh negara bagian lain untuk mencega penyebaran virusrona.
"Ini bukan liburan bersama. Ini adalah karantina kolektif yang harus dilakukan dengan disiplin dan pengendalian diri," kata Maduro dalam pidato yang disiarkan melalui media massa setempat, Senin 16 Maret 2020, waktu setempat.
Menurut Maduro, kebijakan yang diambil untuk mencegah penyebaran virus korona terinspirasi dari langkah pemerintah China, yang merupakan sekutu mereka. Wabah tersebut mulanya memang terjadi di China.
"Satu-satunya cara untuk mengendalikan penularan adalah dengan melakukan masa karantina panjang di seluruh negeri," ujar Maduro, dikutip AFP.
Baca juga: China Meradang dan Tersenyum, Korona Kini Mencari 'Inang' Baru
Namun, banyak orang di negara yang dilanda krisis ekonomi itu tetap saja keluar rumah. Mereka beralasan tidak mungkin tidak bekerja saat negara OPEC yang pernah makmur itu dilanda krisis ekonomi yang melumpuhkan.
Maduro menambahkan bahwa negaranya akan mendapat kiriman obat-obatan dari Kuba serta peralatan pelindung dan ribuan alat uji dari China. Ia mengatakan pemerintah akan mengumumkan manfaat bagi para warga, namun tidak memberikan keterangan rinci soal itu.
"Kita perlu menjamin bahwa ekonomi tetap berjalan selama karantina," kata Maduro.
- Penulis :
- Noor Pratiwi