
Pantau.com - Program pemerintah untuk mendukung gerakan petani milenial tampaknya disambut baik oleh para pemuda di Desa Wisata Serang Blitar, Jawa Timur. Hal ini terlihat dari antusias pemuda desa yang gencar menggarap lahan pertanian dan mempromosikan hasil panen.
Selain beras dan singkong, jagung menjadi komoditas utama masyarakat lokal di Desa Wisata Serang Blitar. Masa panen raya yang datang bergantian menggerakkan para pemuda desa yang tergabung dalam Serang Youth Creative untuk menggali potensi ekonomi guna mendatangkan wisatawan.
Baca juga: Kiat Memasak Steak Lezat di Rumah ala Devina Hermawan
Masuknya Desa Wisata Serang Blitar dalam daftar 50 Besar Desa Wisata Terbaik se-Indonesia versi Kemenpakerkraf semakin memacu semangat para pemuda desa untuk mengadakan Festival Jagung Bakar Kampung Etan Gunung, Desa Wisata Serang Blitar pada Sabtu, 25 September 2021.
Konsep yang dibentuk pun cukup unik. Setiap wisatawan akan diberikan kesempatan untuk memetik jagung terlebih dahulu kemudian langsung membakarnya di perapian. Serang Youth Creative melakukan kerjasama dengan petani lokal dimana setiap jagung yang dipetik akan dibeli oleh panitia penyelenggara. Meski sederhana dan terbatas, Festival Jagung Bakar sukses digelar untuk pertama kalinya.
“Alhamdulillah pada hari ini kita telah melaksanakan festival jagung bakar yang merupakan event pertama kali yang kita selenggarakan bersama warga masyarakat secara terbatas di Kampung Etan Gunung di Dusun Serang Satu yang mana di sini tempat pertanian sekitar 7 hektar, hamparan 7 hektar ini untuk pertanian warga masyarakat yang produktif. Nah pada kesempatan ini di Kampung Etan Gunung ini lagi panen jagung yang tentunya ini akan menjadi salah satu daya tarik wisata di Desa Wisata Serang,” ungkap Kepala Desa Wisata Serang Blitar, Handoko Pawiro.
Baca juga: Bikin Ngiler, Ini 6 Kuliner Singapura yang Bisa Dicoba di Rumah
Ketua Panitia Festival Jagung Bakar Kampung Etan Gunung, Impron Rosadi mengatakan kegiatan festival bakar jagung bakar sebagai bentuk apresiasi para pemuda desa pada petani untuk meningkatkan nilai tambah pada hasi panennya.
“Kegiatan festival jagung bakar perdana ini sebagai bukti kecintaaan kami pada potensi lokal yang ada di desa. Intinya hasil akhir petani bukan hanya pada saat panen raya saja, tapi justru bagaimana kami mengapresiasi hasil panen dengan mengemasnya secara menarik melalui festival jagung bakar ini. Pertama mengapresiasi hasil tani, mempromosikan potensi lokal, meningkatkan nilai jual dengan mendatangkan wisatawan.”
Sementara itu, petani milenial yang juga ikut serta menyukseskan gelaran Festival Jagung Bakar Kampung Etan Gunung menyampaikan optimisme para petani jagung yang semangat untuk berpatisipasi di gelaran berikutnya dengan menanam jagung manis.
“Saya dan juga petani lainnya sangat mendukung kegiatan festival jagung bakar di Kampung Etan Gunung Desa Serang Blitar. Semoga kedepannya acara ini bisa dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan sekali setiap panen jagung. Pada festival pertama ini kami hanya menggunakan jenis jagung lokal. Nah kalau pakai jagung lokal sebenarnya rasanya kurang maksimal,"kata Havis Dimas yang kian mantap menjadi petani milenial di Desa Wisata Serang Blitar.
Kedepannya mungkin saya dan petani lain akan menanam jenis jagung manis biar rasa jagungya lebih enak. Alhamdulillah juga masyarakat menyambut baik karena petani merasa diuntungkan. Selain kita membeli jagungnya, mereka juga dapat untung dari kayu bakar yang mereka jual ke kita. Dengan adanya festival ini nilai jual jagung juga jadi lebih tinggi daripada kita jual kering, walaupun kita akan tetap jual keringnya juga ya. Jual kering itu biasanya untuk pakan ternak, dan kita tahu bahwa selama ini harga jagung kering kurang stabil. Pokoknya kami sangat dukung karena festival jagung bakar sangat nguntungin petani," sambungnya.
Rencananya Festival Jagung Bakar berikutnya akan diwarnai dengan iringan musik gamelan khas Jawa sebagai nilai tambah yang menjadi magnet wistawan untuk berkunjung ke Festival Jagung Bakar Kampung Etan Gunung, Desa Wisata Serang Blitar.
rn- Penulis :
- Gilang