Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Sedih, Cerita Petugas Damkar Angkat 8 Korban Kebakaran Pesantren, Saling Berpelukan dan Baunya Harum

Oleh Aries Setiawan
SHARE   :

Sedih, Cerita Petugas Damkar Angkat 8 Korban Kebakaran Pesantren, Saling Berpelukan dan Baunya Harum

Pantau.com - Delapan santri meninggal dunia dalam musibah kebakaran yang menghanguskan Pondok Pesantren Miftahul Khoirot di Desa Mangunjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat, Senin, 21 Februari 2022.

Peristiwa memilukan ini meniggalkan kisah menyayat hati. Seperti diunggah akun Instagram @net2netnews, kisah mengharukan itu dialami oleh petugas pemadam kebakaran saat mengevakuasi para korban.

"Cerita petugas damkar saat padamkan api kebakaran yang melanda Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Khoirot di Cilamaya, petugas tersebut tidak merasakan mencium bau gosong, melainkan wangi harum dari beberapa korban kebakaran," tulis akun @net2netnews seperti dikutip Pantau.com, Kamis, 24 Februari 2022.

"Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.33 WIB, pada Senin (21/2) siang. Api diketahui berasal dari lantai 2 ponndok pesanteen dan mayoritas korban masih dibangku kelas 5 SD, dari kejadian ini sebanyak delapan santri meninggal akibat peristiwa tersebut," katanya.

Akun @net2netnews kemudian mengunggah cerita seseorang bernama Mr Cahya, yang membagikan kisah terkait percakapannya dengan ibu sang petugas damkar itu. Mr Cahya mengaku petugas damkar itu adalah tetangganya.

Dari cerita yang dibagikan ini, Mr Cahya berharap ada kebaikan yang bisa diambil dari semua pihak.

"Hanya sedikit cerita, tapi bermakna. Jadikan ibrah ini untuk kita semuanya. Terima kasih," ujar Mr Cahya mengawali cerita.

Dia melanjutkan, tetangganya itu adalah seorang petugas damkar Karawang yang sedang piket. Singkat cerita, Mr Cahya mengaku tidak sengaja bertemu dengan ibu dari petugas kebakaran itu. Sang ibu menceritakan kepada Mr Cahya tentang yang dialami anaknya saat melakukan tugas sebagai pemadam kebakaran di lokasi kejadian.

"Ternyata, santri-santri yang meninggal itu bertumpuk 6 orang, tandanya mereka saling melindungi satu sama lain. Dan yang paling bawah adalah anak yang paling kecil yang dilindungi," ujar Mr Cahya.

Sementara, lanjut Mr Cahya, korban yang paling atas adalah pengurus, yang melindungi anak-anak didiknya. Dua orang lagi terlihat sedang berusaha membuka jendela atau teralis, tapi terjebak kobaran api.

"Yang paling menyayat hati saya, yang bikin saya meneteskan air mata terus menerus, tetangga saya bilang, 'baru pertama kali ini tugas memadamkan api juga mengevakuasi jenazah yang gosong terbakar tapi tidak tercium bau gosong atau bau daging yang terpanggang. Tapi saya mencium wangi yang amat sangat wangi tercium oleh hidung saya', sahut beliau," tuturnya.

Di akhir ceritanya, Mr Cahya menilai, peristiwa itu sebagai bukti bahwa ahlul Qur'an pasti syahid, dan api neraka pun insya Allah takkan menyentuh jasad-jasad para syuhada itu.

"Semoga cerita singkat ini bisa kita jadikan ibrah betapa mulianya jasad-jasad para syuhada yang ahlul Qur'an itu," ujar Mr Cahya.

Cerita yang dibagikan Mr Cahya ini disukai ribuan netizen. Berbagai komentar disampaikan para netizen. Berikut beberapa komentarnya:

"langsung merinding baca nya????" tulis aveetkana***.

"???????????????? syurga menantimu dek," tulis @avivwahy***.

"Setiap orang ingin mendapat khusnul khotimah di ujung usianya, tetapi tak semua orang mendapat kesempatan yang sama oleh Allah ta'ala... Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun..." tulis @iben_faruq***.

"insyaAllah husnul khotimah????... merinding saya bacanya????" tulis andrias_bandi***.

Penulis :
Aries Setiawan