Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Nyeri Tenggorokan-Hidung Meler Haruskah Tes Covid-19? Ini Penjelasannya

Oleh Tim Pantau.com
SHARE   :

Nyeri Tenggorokan-Hidung Meler Haruskah Tes Covid-19? Ini Penjelasannya

Pantau.com - Sekilas banyak yang menyamakan gejala infeksi varian Omicron mirip dengan flu biasa. Seperti berupa batuk kering, nyeri tenggorokan, hidung meler dan tersumbat, sakit kepala, kelelahan, disertai sakit kepala.

rnrnrnrnrn

Lalu jika mengalami nyeri tenggorokan, batuk dan hidung mampet, perlukah segera tes Covid-19?

rnrnrnrn

Spesialis paru RS Persahabatan dan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, SpP(K) mengatakan, sebenarnya gejala Omicron bisa dibedakan dengan flu. Karena, gejala Omicron relatif lebih bervariasi dari flu yang umumnya hanya berupa batuk dan hidung meler dan juga mampet.

rnrnrnrn

"Ada sebagian gejala Omicron ini mirip dengan flu sebagian tapi untuk Omicron gejalanya lebih bervariasi daripada flu. Kalau flu kan bersin-bersin dan hidung tersumbat," jelasnya dalam konferensi pers virtual bertajuk 'Mengenal Pelbagai Kombinasi Vaksin COVID-19 dan Sejauh Mana Booster Diperlukan', Kamis, 24 Februari 2022.

rnrnrnrn

"Kalau Omicron ditambah nyeri tenggorok, batuk, sakit kepala, nyeri-nyeri otot, nggak enak badan, kadang mual muntah. Memang lebih ringan dari Delta, sebagian gejalanya mirip dengan flu," tambahnya.

rnrnrnrn

Segera tes Covid-19 jika mengalami hal ini.
Menurut dr Erlina, tes COVID-19 sebaiknya segera dilakukan jika telah muncul satu atau dua dari beberapa gejala tersebut. Tak hanya untuk pengobatan tepat jika terdeteksi positif COVID-19, melainkan juga agar protokol kesehatan bisa dilakukan untuk mencegah penularan.

rnrnrnrn

"Kalau ada merasakan satu atau dua saja Anda harus segera memeriksakan diri. Kenapa? Jangan menganggap 'ini adalah hanya flu biasa, jadi saya tidak perlu periksa', bukan begitu. Sebaiknya kalau ada gejala tetap memeriksakan diri untuk mengetahui apakah ini COVID atau bukan," tegas Erlina.

rnrnrnrn

"Masyarakat kita kalau tidak terkonfirmasi positif mereka menganggap flu padahal itu bahaya. Kalau COVID kan biasanya nggak melaksanakan protokol kesehatan. Tapi kalau COVID ka biasanya langsung protokol kesehatannya ketat. Kalau perlu isoman dan lain-lain," jelasnya.

rnrn
Penulis :
Tim Pantau.com