
Pantau - Jurnal Lancet Psychiatry yang diterbitkan pada bulan Agustus 2022 oleh para peneliti di Universitas Oxford menyatakan ada peningkatan risiko gangguan otak seseorang setelah dua tahun terinfeksi virus corona.
Para analisis mengambil data catatan kesehatan lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia. Mereka memperoleh data sementara pasien long covid berisiko mengalami gangguan kejiwaan umum, risiko demensia, epilepsi, psikosis dan defisit kognitif atau biasa disebut kabut otak.
Menurut penjelasan Paul Harrison, seorang profesor psikiatri di Universitas Oxford dan penulis senior studi tersebut. Di antara gangguan-gangguan tersebut merujuk pada gejala umum penderita depresi dan kecemasan.
Pada otak, gangguan tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, karena terganggunya sistem paru-paru maka tubuh mengalami kekurangan oksigen, termasuk area otak. Akibatnya, beberapa sel di dalam otak tidak dapat bekerja secara optimal. Jadi kalau tubuh kita kekurangan oksigen otomatis otak juga akan kekurangan oksigen.
Dampak long covid pada sistem kerja otak bisa beragam. Mulai dari gangguan kognitif, memori, hingga kehilangan konsentrasi. Misalnya hal yang paling ringan gangguan memori, gangguan konsentrasi, kemudian kelelahan.
Penderita long covid yang sistem kinerja otaknya terganggu juga akan merasakan kecemasan, nyeri pada kepala, kesulitan tidur (insomnia), dan gangguan keseimbangan lainnya.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari