
Pantau - Beberapa chef profesional dari berbagai negara memberikan pendapat mereka terkait tren makanan yang diprediksi akan populer dan laris manis pada 2023. Hal ini juga menjadi penting bagi para pebisnis dalam melihat perkembangan tren makanan agar produk kulinernya lebih mudah diterima konsumen karena sesuai dengan selera pasar. Melansir dari laman Future Foods, Selasa (20/12/2022) berikut deretan kuliner yang diprediksi akan populer pada tahun 2023.
1. Plant-Based Dining
Popularitas masakan vegan dan vegetarian telah meroket sepanjang awal tahun 2020-an, dan banyak pengunjung restoran sangat ingin ikut serta pada tahun 2023. Ada banyak alasan untuk menerapkan pola makan nabati seperti masalah etika dan perubahan iklim sangat panas topik di kalangan Milenial dan Gen Z, yang paling mungkin mengurangi daging. Pada saat kenaikan biaya makanan biasa terjadi, makanan vegetarian biasanya jauh lebih murah untuk dimasak daripada alternatif karnivora mereka, dan menawarkan lebih banyak dari mereka dapat mengurangi biaya persediaan. Pertimbangkan juga industri pengganti daging, yang diperkirakan akan menghasilkan pendapatan kotor lebih dari US$12 miliar pada tahun 2029.
2. Butter Board
Tren Butter Board yang cukup baru ini terkenal berkat blogger TikTok Justine Doiron. Pengguna media sosial langsung heboh dan menjajal konsep makanan ini. Butter board adalah salah satu sajian kuliner yang menyajikan mentega di atas nampan. Selain itu, disediakan beragam makanan yang bisa dicocol dengan mentega.
Secara teknis butter board terinspirasi oleh papan charcuterie Prancis. Papan charcuterie lebih rumit karena disajikan berbagai daging, keju, batang sayuran, keripik dan saus. Papan mentega pada dasarnya adalah papan kayu yang diolesi dengan mentega dan ditaburi bumbu, potongan buah-buahan, bumbu, sayuran, dan rempah-rempah.
3. Sustainable Food
Pada dasarnya sustainable food tidak fokus terhadap jenis makanannya, namun lebih kepada bagaimana makanan tersebut dihasilkan dan diolah. Kentang, misalnya. Penanaman kentang yang dilakukan secara organik dan ramah lingkungan, lalu diolah dengan teknik memasak yang sebisa mungkin memanfaatkan seluruh bagiannya--bahkan kulitnya, hingga tak tak menyisakan limbah.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari