
Pantau - Jepang terkenal dengan warganya yang hidup panjang umur. Pasalnya, banyak warga Jepang yang berhasil mencapai usia hidup lebih dari 100 tahun dalam kondisi tubuh yang sehat.
Berdasarkan penelitian yang digarap oleh tim yang meliputi asisten profesor Universitas Waseda Daiki Watanabe dan diterbitkan dalam edisi jurnal Kedokteran dan Sains AS dalam Olahraga & Latihan, dikutip Pantau.com, Kamis (8/6/2023). Mereka menemukan salah satu kebiasaan warga Jepang yang berusia tua adalah berjalan kaki 5.000 hingga 7.000 langkah per hari.
"Saya berharap orang lanjut usia yang memiliki lebih sedikit kesempatan untuk keluar karena penyebaran virus Corona, kini mencoba berjalan kaki sekitar satu jam per hari," kata Wanabe, dikutip dari Japan Times, Kamis (8/6/2023).
Jumlah langkah tersebut umumnya setara dengan berjalan kaki durasi satu jam. Menurutnya, durasi ini optimal untuk membuat warga Jepang hidup panjang umur.
Pada tahun 2013, tim penelitian tersebut mempelajari hubungan antara risiko kematian dengan jumlah langkah seseorang dalam sehari. Mereka menggunakan data dari 4.165 pria dan wanita berusia 65 tahun atau lebih di Kameoka, Prefektur Kyoto. Penelitian tersebut berlanjut hingga empat tahun, dengan sebanyak 113 subjek penelitian di antaranya meninggal dunia.
Ditemukannya, pada orang yang berjalan kurang dari 5.000 langkah per hari, dengan tambahan 1.000 langkah, risiko kematian menurun sebesar 23 persen. Artinya, ada peningkatan rentang hidup sebanyak sembilan hingga 10 bulan.
Berjalan kaki dengan lebih dari 5.000 hingga 7.000 langkah tidak memberikan manfaat tambahan umur panjang.
Namun begitu, studi tersebut tidak mempertimbangkan aspek penyebab kematian, sehingga tidak secara jelas mengetahui perbedaan manfaat berjalan kaki terhadap rentang umur, pada orang-orang dengan kondisi fisik yang berbeda. Namun diyakininya, aktivitas fisik seperti berjalan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan memperpanjang umur.
Berdasarkan penelitian yang digarap oleh tim yang meliputi asisten profesor Universitas Waseda Daiki Watanabe dan diterbitkan dalam edisi jurnal Kedokteran dan Sains AS dalam Olahraga & Latihan, dikutip Pantau.com, Kamis (8/6/2023). Mereka menemukan salah satu kebiasaan warga Jepang yang berusia tua adalah berjalan kaki 5.000 hingga 7.000 langkah per hari.
"Saya berharap orang lanjut usia yang memiliki lebih sedikit kesempatan untuk keluar karena penyebaran virus Corona, kini mencoba berjalan kaki sekitar satu jam per hari," kata Wanabe, dikutip dari Japan Times, Kamis (8/6/2023).
Jumlah langkah tersebut umumnya setara dengan berjalan kaki durasi satu jam. Menurutnya, durasi ini optimal untuk membuat warga Jepang hidup panjang umur.
Pada tahun 2013, tim penelitian tersebut mempelajari hubungan antara risiko kematian dengan jumlah langkah seseorang dalam sehari. Mereka menggunakan data dari 4.165 pria dan wanita berusia 65 tahun atau lebih di Kameoka, Prefektur Kyoto. Penelitian tersebut berlanjut hingga empat tahun, dengan sebanyak 113 subjek penelitian di antaranya meninggal dunia.
Ditemukannya, pada orang yang berjalan kurang dari 5.000 langkah per hari, dengan tambahan 1.000 langkah, risiko kematian menurun sebesar 23 persen. Artinya, ada peningkatan rentang hidup sebanyak sembilan hingga 10 bulan.
Berjalan kaki dengan lebih dari 5.000 hingga 7.000 langkah tidak memberikan manfaat tambahan umur panjang.
Namun begitu, studi tersebut tidak mempertimbangkan aspek penyebab kematian, sehingga tidak secara jelas mengetahui perbedaan manfaat berjalan kaki terhadap rentang umur, pada orang-orang dengan kondisi fisik yang berbeda. Namun diyakininya, aktivitas fisik seperti berjalan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan memperpanjang umur.
- Penulis :
- renalyaarifin