
Pantau - Zita Anjani selaku Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta mengusulkan penerapan konsep walkable city pada daerah-daerah vital di Jakarta. Usulan tersebut berkaitan dengan masalah polusi udara yang menjadi kekhawatiran di Jakarta. Selain itu, permasalahan ini juga merupakan hal yang kompleks sehingga, dibutuhkan pembenahan di berbagai sektor, termasuk aksesibilitas bagi pejalan kaki.
Lantas apa itu konsep walkable city?
Walkable city adalah konsep yang mengedepankan walkability yang mengacu pada kemudahan dan keamanan berjalan kaki di dalam kota. Walkable city berfokus pada penciptaan lingkungan yang kondusif bagi aktivitas pejalan kaki dan mendorong masyarakat untuk memilih berjalan kaki sebagai moda transportasi. Kota-kota menerapkan konsep walkable city memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya lebih ramah pejalan kaki dan menyenangkan untuk dijelajahi dengan berjalan kaki.
Zita meyakini bahwa konsep walkable city ini dapat mengurangi emisi kota Jakarta. Dikutip dari CNN Indonesia Rabu (21/02/2024), Zita mengatakan, "Kalau semua tujuan yang ingin kita tempuh bisa dicapai lewat transportasi umum dan jalan kaki, enggak harus punya kendaraan pribadi dong buat ke mana-mana. Volume traffic berkurang, begitu juga polusi udara. Makanya walkable city ini konsep yang sesuai buat Jakarta yang lebih rendah emisi,"
Baca juga:
Jakarta Berpotensi Diselimuti Awan Sepanjang Hari
Polusi di Jakarta Dapat Berkurang jika Pakai Kendaraan Listrik?
Zita menyadari adanya tantangan dalam mewujudkan walkable city ini serta akan membutuhkan waktu lebih untuk menyempurnakan konsep walkable city. Meskipun begitu, hal ini tidak berarti bahwa konsep walkable city tidak bisa diterapkan di Jakarta. Ia optimis bahwa konsep walkable city ini dapat diterapkan di banyak kawasan di Jakarta, misalnya kawasan pedestrian Dukuh Atas, Menteng, atau Pasar Baru.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa untuk distrik perkantoran dapat dibuat seperti SCBD dan Sudirman-Thamrin. Diketahui bahwa Pemprov sama Dinas LHK sudah menerapkan kawasan rendah emisi seperti di Kota Tua dan Tebet Eco Park. Maka dari itu, menurutnya, kita bisa mengevaluasi dan menjadikan ini sebagai pembelajaran untuk perencanaan walkable city di masa yang akan datang.
- Penulis :
- Latisha Asharani