
Pantau - Banyak makanan telah dikemas dalam berbagai bentuk, variasi, dan kombinasi sehingga kita memiliki pilihan cara konsumsi yang beragam. Namun, variasi yang tersedia terkadang menjadi perdebatan bahkan mitos bahwa makanan tertentu tidak boleh dikonsumsi dengan kombinasi atau cara penyajian tertentu.
Jadi, apa saja mitos yang sering disalahpahami tentang makanan?
1.Buah-buahan dan Sayuran Segar Lebih Sehat
Ternyata, buah dan sayuran segar, beku, kering, dan kalengan sama-sama dapat menjadi penunjang diet sehat. Sebuah penelitian Sage Journal telah menunjukkan bahwa buah-buahan dan sayuran beku atau kalengan sama-sama bernutrisi dengan yang segar, hanya saja perlu diperhatikan lagi kadar gula, lemak jenuh, dan sodiumnya.
2.Semua Lemak Bersifat Jahat
Dilansir dari Scripps, ternyata tidak semua lemak bersifat jahat karena terdapat lemak sehat dan lemak yang tidak sehat.
Lemak tak jenuh adalah lemak yang tergolong sehat jika dikonsumsi dalam jumlah wajar. Lemak ini terkandung pada minyak sayur, kacang-kacangan, zaitun, alpukat, dan lemak ikan. Lemak tak jenuh biasanya juga menjadi sumber lemak saat diet karena dapat mengurangi kolesterol, risiko penyakit jantung, dan stroke.
Sedangkan, lemak yang tidak sehat adalah lemak jenuh dan lemak trans. Lemak jenuh ditemukan pada butter, keju, daging, dan makanan hewani lainnya. Lemak trans biasanya terkandung pada produk hewani, kuning telur, produk susu tinggi lemak, yogurt tinggi lemak, dan keju.
3. Makanan Berbasis Kedelai Tidak Bagus Bagi Tubuh
Beberapa pendapat mengatakan bahwa kedelai bisa menjadi makanan berbahaya jika terus dikonsumsi karena mengandung isoflavones yang memicu tumor payudara pada hewan, namun tidak ada studi yang menyatakan bahaya tersebut pada manusia.
Produk kedelai mengandung nutrisi yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, antara lain protein, serat, vitamin, dan mineral berkualitas tinggi. Kedelai juga memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan sumber protein hewani.
4. Produk Organik Lebih Bernutrisi
Meski dikatakan bahwa produk organik lebih bermanfaat bagi kesehatan, namun belum ada riset yang menyatakan bahwa produk organik lebih baik dibandingkan dengan produk biasa.
Produk organik memiliki kandungan vitamin, mineral, antioksidan, protein, dan nutrisi yang setara dengan produk yang dibudidayakan secara konvensional. Namun, jika kamu mencari produk yang minim pestisida tentu produk organik lebih cocok untukmu.
5.Telur Menyebabkan Kolesterol
Telur sering kali dianggap tinggi kolesterol, padahal riset dari The Canadian Journal of Cardiology menunjukkan bahwa kandungan kolesterol pada telur tidak berpengaruh signifikan terhadap kolestrol dalam darah.
Menurut Nadia Nunes Cavalcante Parr, MD, seorang dokter penyakit dalam di Scripps Coastal Medical Center Encinitas, telur sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah wajar namun tetap perhatikan kandungan kolestrol tubuh, terlebih lagi jika sudah memiliki risiko penyakit jantung.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari