billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Ini Posisi Tidur yang Disarankan saat Asam Lambung Naik

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Ini Posisi Tidur yang Disarankan saat Asam Lambung Naik
Foto: Ilustrasi tidur (Freepik)

Pantau - Saat asam lambung naik, posisi tidur disarankan naik 30 derajat dan tidak boleh tidur dengan posisi telentang. Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Niken Ageng Rizki, Sp.THT-KL.

Lebih lanjut ia juga menganjurkan untuk menggunakan dua bantal, sebagaimana dilansir dari ANTARA. Ganjalan bantal bukan hanya pada leher atau kepala tetapi juga dari punggung, agar asam lambung tidak naik dan akhirnya mengiritasi lalu jatuh ke paru-paru.

Biasanya saat asam lambung naik, penderita akan mengeluhkan mulutnya kering saat bangun tidur atau merasa perih dan ada rasa pahit di lidah.

Adapun pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diet asam lambung misalnya mengurangi konsumsi kopi, teh, bawang putih, jahe, cokelat, alpukat, makanan terlalu berbumbu seperti gulai atau kari karena makanan-makanan ini bisa mengiritasi dari asam lambung.

Baca juga: Benarkah Posisi Tidur Pengaruhi Kesehatan Leher? Begini Penjelasan Dokter

Menurunkan berat badan menjadi normal juga merupakan cara yang efektif untuk mengurangi risiko asam lambung naik. Karena upaya ini akan menurunkan tekanan intra-abdomen yang dapat menurunkan kemungkinan refluks.

Adapun makanan yang harus dihindari adalah gorengan, tomat dan minuman beralkohol. Hal ini karena makanan tersebut dapat memperburuk gejala.

Peningkatan asam lambung pada jalan napas, tenggorokan bisa mengiritasi jalan napas dan membuatnya kolaps atau tertutup. Sehingga, jalan napas terusmbat dan bisa memunculkan dengkuran atau gangguan bernapas saat tidur karena ada sumbatan di jalan napas. Suara parau yang muncul akibat getaran udara di langit-langit mulut atau tenggorokan.

"Penyebabnya henti napas atau apnea sehingga tubuh tidak menerima oksigen saat tidur. Karena ada penutupan jalan napas, menyebabkan getaran pada tenggorokan atau jalan napas," demikian kata Niken.

Penulis :
Latisha Asharani