
Pantau - Setiap orang tentunya menginginkan hubungan percintaan yang berjalan baik dan bertahan lama. Masing-masing punya cara sendiri untuk mempertahankan hubungannya. Namun, tak jarang juga banyak dari mereka menggunakan cara yang tidak semestinya.
Pergaulan bebas marak terjadi di kota-kota besar, mereka mewajarkan dan menormalisasikan hubungan bebas untuk langgengnya hubungan.
Dilansir dari Negerilaskarpelangi.com, sebanyak 85 persen siswi menegah atas sudah tidak perawan. Hal ini menjadi peringatan keras bagi para orang tua untuk memerhatikan pergaulan anak mereka.
Baca juga: Pergaulan Bebas dan Seks Pranikah di Indonesia Sudah Mengkhawatirkan
Pergaulan bebas ada karena lingkungan dan kemauan diri sendiri. Berikut adalah beberapa faktor mengapa seorang anak bisa terjun ke pergaulan bebas:
- Lingkungan yang toxic.
- Keadaan ekonomi keluarga tak stabil.
- Penyalahgunaan internet.
- Minimnya pendidikan didalam keluarga.
Maraknya remaja yang terjerumus dengan pergaulan bebas membuat masyarakat khawatir akan masa depan calon penerus bangsa. Sayangnya, masih ada beberapa remaja tidak menyadari risiko yang akan mereka tanggung dimasa depan.
Baca juga: Fenomena Pelajar Hamil di Ponorogo, Pentingnya Upaya Atasi Pergaulan Bebas
Dampak Pergaulan Bebas
Dampak yang ditanggung tak hanya mempengaruhi pandangan masyarakat kepada individu yang terlibat, namun juga masa depan sang individu. Berikut adalah risiko yang akan ditanggung:
Produktivitas yang Kian Mengurang
Terjerumus ke dalam pergaulan bebas membuat titik fokus seseorang berubah-ubah. Hal tersebut mengakibatkan produktivitas mereka menurun sehingga mereka dianggap tidak profesional dalam pekerjaan atau kegiatan mereka.
Menurunnya produktivitas individu tentu mempengaruhi citranya dimata sosial
konflik dalam keluarga
Pergaulan bebas jelas dilarang. Orang tua pasti selalu berharap dan mengingatkan agar sang anak tak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Apabila anak diketahui memasuki lingkaran negatif tersebut, tentu akan membuat ketegangan dan konflik yang membuat kesejahteraan dan keharmonias keluarga terganggu.
Baca juga: Takut Pergaulan Bebas, Banyak Remaja di Cianjur Menikah Dini
Penyakit Seksual yang Menular
Pergaulan bebas tentu berhubungan dengan seks bebas. Seks bebas meningkatkan peluang individu terpapar penyakti seksual yang menular seperti HIV/AIDS, sifllis, gonore dan HPV.
Penyakit menular tersebut mempengaruhi kesehatan indivdu yang terpapar juga kualitas hidupnya. Contohnya penyakit HIV/AIDS membuat penderitanya harus melakukan perawatan seumur hidup dan memudarkan harapan hidup.
Tips Mencegah Pergaulan Bebas pada Anak
Berikut adalah beberapa tips agar anak terhindar dari pergaulan bebas:
Menanamkan nilai keagamaan
Orang tua harus menanamkan nilai keagamaan sejak kecil agar sang anak mendapat bekal ketika sudah memasuki remaja nantinya.
Membangun komunikasi dengan orang tua
Faktor dari remaja yang terlibat pergaulan bebas adalah kurangnya komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Seharusnya orang tua dapat menciptakan ruang komunikasi agar sang anak dapat lebih terbuka.
Baca juga: Wagub DKI Ajak Semua Pihak Jaga Remaja SCBD dari Bahaya LGBT dan Pergaulan Bebas
Melihat lingkungan pergaulan pada anak
Orang tua wajib mengetahui lingkungan pertemanan pada anak. Dimulai dari mengenal teman-teman sang anak.
Memperbanyak aktivitas yang positif
Hal ini dapat menghindari anak dari yang namanya pergaulan bebas, contohnya mengikuti ekstrakulikuler, kegiatan organisasi.
Memberi aturan
Setiap lingkungan yang mengelilingi para remaja harus memiliki aturan, ketika remaja mempunyai kesalahan maka mereka wajib di berikan teguran yang tegas.
Laporan: Siti Nazwa Aprillia, Keyzia Ilunia Anatatya, Gita Andini
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani