Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Mengenal Sindrom Kematian Mendadak, Kondisi yang Diduga Menimpa Marissa Haque

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Mengenal Sindrom Kematian Mendadak, Kondisi yang Diduga Menimpa Marissa Haque
Foto: Artis senior Marissa Haque meinggal dunia. (foto: Instagram)

Pantau - Berita duka kembali menyelimuti dunia hiburan. Marissa Haque, aktris senior yang juga aktif sebagai dosen dan politikus, meninggal dunia pada Rabu (2/10) pukul 00:50 WIB. Kepergian istri dari penyanyi Ikang Fawzi di usia 61 tahun mengejutkan keluarga, karena almarhumah diketahui tidak memiliki riwayat penyakit.

Berdasarkan kondisi ini, Marissa Haque diduga mengalami sindrom kematian mendadak atau Sudden Death Syndrom (SDS). Menurut situs Healthline, SDS adalah istilah yang merujuk pada berbagai sindrom jantung yang dapat menyebabkan henti jantung secara tiba-tiba dan berpotensi fatal.

Beberapa sindrom tersebut disebabkan oleh masalah struktural pada jantung, sementara lainnya berkaitan dengan gangguan pada saluran listrik jantung. Semua ini dapat menyebabkan henti jantung mendadak pada orang yang tampak sehat, dan dalam beberapa kasus berujung pada kematian. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menderita SDS hingga terjadi serangan jantung.

Baca juga: Kabar Duka! Marissa Haque Meninggal Dunia

Banyak kasus SDS tidak terdiagnosis dengan baik, dan seringkali kematian akibat SDS tercatat sebagai penyebab alami atau serangan jantung. Karena SDS sering salah atau tidak terdiagnosis, jumlah pasti penderitanya tidak dapat dipastikan.

Siapa saja yang berisiko? Penderita SDS biasanya terlihat sehat sebelum mengalami kejadian jantung pertama atau kematian. Meskipun SDS jarang menunjukkan gejala, beberapa faktor risiko meningkatkan kemungkinan seseorang mengidapnya. Para peneliti telah menemukan gen tertentu yang terkait dengan SDS. Misalnya, lebih dari 20% kerabat dekat dari seseorang dengan sindrom kematian mendadak dewasa (SADS) kemungkinan besar juga mengidap kondisi ini.

Selain faktor genetik, beberapa kondisi medis seperti gangguan bipolar (di mana lithium yang digunakan sebagai pengobatan dapat memicu gangguan irama jantung), penyakit jantung, epilepsi, aritmia, dan kardiomiopati hipertrofik juga dapat meningkatkan risiko kematian mendadak.

Sumber: ANTARA

Penulis :
Latisha Asharani

Berita Terkait