Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Waspada Telur Terkontaminasi Salmonella

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Waspada Telur Terkontaminasi Salmonella
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) telah menarik telur dari pasaran karena adanya potensi kontaminasi salmonella yang dikhawatirkan bisa menyebabkan penyakit pada masyarakat.

Menurut laman Health sebagaimana dilansir oleh ANTARA, CDC merekomendasikan agar telur yang terkontaminasi salmonella dibuang, dan semua permukaan atau benda yang bersentuhan dengan telur tersebut harus dibersihkan dengan air sabun panas atau disanitasi.

CDC juga menekankan pentingnya mengenali gejala infeksi salmonella, seperti diare yang berlangsung lebih dari tiga hari dan mungkin berdarah, demam tinggi, muntah berlebihan, serta tanda-tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil, mulut dan tenggorokan kering, serta pusing.

Sebagian besar orang yang terinfeksi salmonella akan sembuh dalam beberapa hari tanpa memerlukan antibiotik, namun kelompok rentan seperti bayi, lansia, atau mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah, mungkin mengalami kondisi lebih parah hingga memerlukan perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Resep Olahan Telur yang Mudah dan Lezat untuk Sehari-hari

FDA telah meningkatkan penarikan telur yang sedang berlangsung ke kategori kelas 1, yaitu tingkat paling serius dalam klasifikasi penarikan kembali produk.

Di Amerika Serikat, penarikan telur yang terkontaminasi ini dikaitkan dengan wabah salmonella yang telah membuat 65 orang sakit di sembilan negara bagian, termasuk California, Colorado, Illinois, Iowa, Michigan, Minnesota, dan lainnya. Kasus terbanyak terjadi di Wisconsin dan Illinois, dengan masing-masing 42 dan 11 kasus.

Menurut CDC, jumlah kasus salmonella yang dilaporkan ini kemungkinan tidak mencerminkan keseluruhan situasi, karena mungkin ada lebih banyak orang yang terinfeksi tetapi belum melaporkannya. CDC memperkirakan bahwa untuk setiap infeksi salmonella yang dikonfirmasi melalui tes laboratorium, ada sekitar 30 kasus lain yang tidak dilaporkan.

Penulis :
Latisha Asharani