
Pantau - Ariel Tatum, seorang penyanyi dan aktris dari Indonesia, pernah mengalami masa-masa sulit yang membuat namanya tidak terdengar. Menurut informasi dari Kompas.com, wanita yang memulai karirnya sebagai model iklan ini sempat menghilang dari dunia hiburan akibat menderita Borderline Personality Disorder (BPD), yang dikenal sebagai gangguan kepribadian ambang. Gangguan mental ini bahkan membuatnya berulang kali berusaha untuk mengakhiri hidupnya. Ariel mengungkapkan bahwa dia telah berjuang dengan BPD sejak usia 13 tahun.
Berdasarkan kasus diatas, apakah Borderline Personality Disorder (BPD) Berbahaya? Yuk simak lebih lanjut!
Pengertian Borderline Personality Disorder (BPD)
Borderline Personality Disorder (BPD), atau yang sering disebut sebagai gangguan kepribadian ambang, adalah kondisi mental yang ditandai oleh fluktuasi emosi, perubahan citra diri, dan perilaku impulsif. Gangguan ini umumnya muncul pada masa remaja hingga dewasa. Pengidap BPD sering menghadapi kesulitan dalam mengelola emosi, citra diri, serta hubungan yang tidak stabil. Mereka juga cenderung merasa takut ditolak, cemas, marah, atau tidak berarti, bahkan bisa menyakiti diri sendiri atau orang lain. BPD biasanya muncul pada awal dewasa dan sering membaik seiring bertambahnya usia.
Baca juga: Cerita Vidi Aldiano dan Pentingnya Kesadaran Akan Anxiety Disorder
Penyebab Borderline Personality Disorder
Hingga kini, penyebab pasti dari BPD masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, para ahli mencurigai bahwa beberapa faktor berikut dapat berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini:
1. Pelecehan dan Trauma
Individu yang pernah mengalami pelecehan, baik seksual, emosional, maupun fisik, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan BPD. Pengabaian, perlakuan buruk, atau perpisahan dari orang tua juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini.
2. Genetika
BPD dapat diturunkan dalam keluarga. Mereka yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat BPD berisiko lebih besar untuk mengalami kondisi yang sama.
3. Perubahan Otak
Pada individu dengan BPD, terdapat ketidaksesuaian dalam bagian otak yang mengatur emosi dan perilaku. Masalah ini dapat memengaruhi cara otak berfungsi. Selain itu, penurunan kadar zat kimia di otak, seperti serotonin, juga berhubungan dengan BPD, di mana serotonin berperan dalam pengaturan suasana hati.
Baca juga: Benarkah Hidup Sendiri Memicu Hoarding Disorder? Simak Penjelasannya!
Gejala Borderline Personality Disorder
Gejala dari Borderline Personality Disorder (BPD) umumnya mulai muncul pada akhir masa remaja atau awal dewasa. Situasi yang menimbulkan stres atau peristiwa yang mengganggu dapat memicu atau memperburuk gejala yang ada. Seiring berjalannya waktu, gejala ini biasanya akan berkurang dan bahkan bisa hilang sepenuhnya. Beberapa individu mungkin hanya mengalami beberapa gejala, sementara yang lain bisa merasakan lebih banyak gejala. Seringkali, gejala ini juga disalah artikan sebagai bipolar karena kemiripannya.
Berikut adalah beberapa gejala yang dapat menunjukkan adanya Borderline Personality Disorder:
- Perubahan suasana hati yang ekstrem
- Ketakutan akan penolakan
- Kesulitan dalam mempertahankan hubungan
- Perilaku impulsif dan berisiko
- Menyakiti diri sendiri
- Perasaan depresi
- Paranoia
Baca juga: Hoarding Disorder, Perilaku Menimbun Barang yang Berdampak Negatif
Pencegahan Borderline Personality Disorder
Hingga saat ini, belum ada metode yang terbukti efektif untuk mencegah Borderline Personality Disorder (BPD). Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa gangguan kesehatan mental ini sering kali diturunkan dalam keluarga. Namun, memiliki sikap positif dalam menjalani hidup dan tidak takut menghadapi kegagalan dapat membantu mencegah terjebak dalam masalah kepribadian. Jika kamu mengalami kesulitan, berbagi perasaan dengan keluarga atau teman dekat bisa sangat bermanfaat. Mengungkapkan apa yang dirasakan dapat mengurangi tingkat stres dan tekanan yang dialami.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah BPD:
Pendidikan dan Pemahaman
Memperoleh pengetahuan tentang BPD sangat penting. Mengetahui tanda-tanda dan gejala dari gangguan ini adalah langkah awal yang baik untuk pencegahan. Edukasi mengenai kondisi ini dapat membantu dalam mengenali risiko atau gejala pada diri sendiri maupun orang lain.
Konseling Dini
Jika kamu merasakan gejala yang berkaitan dengan BPD atau memiliki riwayat keluarga dengan gangguan ini, penting untuk segera mencari bantuan konseling atau dukungan psikologis. Terapi yang dilakukan lebih awal dapat membantu menangani masalah emosional sebelum berkembang menjadi lebih serius.
Baca juga: 6 Tipe Eating Disorder dan Gejalanya yang Pengaruhi Kesehatan Mental
Keterampilan Pengelolaan Emosi
Mengembangkan keterampilan untuk mengelola emosi dengan cara yang sehat, seperti regulasi emosi dan pemecahan masalah, dapat mengurangi risiko BPD. Terapi kognitif perilaku dan terapi dialektikal perilaku (DBT) adalah beberapa metode yang sering digunakan untuk mengajarkan keterampilan ini.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Borderline Personality Disorder adalah gangguan mental yang serius dan memerlukan penanganan medis segera. Ini terutama penting jika gejalanya cukup parah, seperti upaya bunuh diri yang berulang. Jika kamu mengalami tanda-tanda atau gejala BPD, atau masalah kesehatan mental lainnya, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter atau psikolog.
Laporan: Aulia Rahma
- Penulis :
- Latisha Asharani