
Pantau - Solois terkenal, Vidi Aldiano yang namanya saat ini naik karena dianggap unik memiliki banyak circle dengan artis papan atas. Disamping dirinya yang terlihat ekstrovert. Vidi memiliki pasangan introvert, Sheila Dara Aisha.
Dilansir dari Kumparan, sebagai seorang penyanyi pastinya Vidi sudah terbiasa tampil di depan banyak orang. Namun, lelaki berusia 34 tahun tersebut mengakui pernah mengalami anxiety attack atau serangan kecemasan. Hal itu disampaikan oleh Vidi sendiri melalui Podcast Raditya Dika berjudul “Serangan Panik Vidi Aldiano”. Bahkan, serangan panik itu pernah dialami oleh Vidi menjelang manggung di Madiun, Jawa Timur. Alhasil, ia membatalkan penampilannya dan mengumumkannya melalui media sosial.
“Ternyata a lot of people reached out. Banyak sekali teman-teman yang profesinya mirip sama gue ternyata mengalami hal yang sama. Gue merasa impact-nya sekarang, walaupun I seem more vulnerable, tapi gue merasa lebih at ease, lebih ringan. At least, now we know karena kemarin gue berani cerita, sekarang keluarga dan sahabat-sahabat gue tahu. Itu yang paling penting, gue dapat support dari lingkar dalam gue,” tulisan melalui akun media sosialnya.
Baca juga: Benarkah Hidup Sendiri Memicu Hoarding Disorder? Simak Penjelasannya!
Berkat pengakuan yang tersirat tersebut, Vidi mendapatkan respons positif dari orang terdekat dan penggemarnya. Bahkan, dirinya juga bersedia mengisahkan kepada publik, yaitu melalui bincang-bincang dengan Raditya Dika.
Berdasarkan kasus diatas, apakah kecemasan adalah hal yang normal?
Sebenarnya, mengalami kecemasan adalah hal normal yang biasa dirasakan oleh setiap manusia. Namun, jika kecemasan tersebut terjadi secara terus-menerus bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari maka hal tersebut perlu dikhawatirkan. Oleh sebab itu, mari kita kenali lebih jauh Anxiety Disorder.
Apa itu Anxiety Disorder?
Dilansir dari Siloam Hospital, Anxiety Disorder merupakan gangguan suasana perasaan seperti depresi, dan sering ada bersamaan dengan depresi. Bila tidak segera diatasi, maka gangguan ini berpotensi memburuk seiring berjalannya waktu.
Gangguan anxiety jika tidak ditangani segera maka dapat mengganggu kegiatan sehari-hari dan dapat menurunkan kualitas hubungan penderita dengan orang terdekatnya.
Baca juga: Hoarding Disorder, Perilaku Menimbun Barang yang Berdampak Negatif
Penyebab Anxiety Disorder
Sejauh ini belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya anxiety disorder. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berpengaruh dalam peningkatan risiko terjadinya anxiety terhadap seseorang yaitu faktor genetik, faktor biologis, lingkungan, dan stress.
Gejala Anxiety Disorder
Adapun beberapa tanda gejala anxiety disorder, diantaranya:
- Perasaan cemas, takut, dan khawatir yang berlebihan. Walaupun cemas itu adalah hal yang wajar, namun tidak wajar jika terjadi disepanjang waktu.
- Terdapat kesulitan dalam mengontrol kecemasan yang berlebihan.
- Timbulnya perilaku dan kesulitan dalam menjalankan pekerjaannya.
- Timbul rasa gelisah tanpa sebab dan sangat mudah merasa lelah.
- Mengalami kesulitan dalam tidur berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan lebih. Hal ini terjadi karena perasaan khawatir yang berlebihan.
- Terjadinya serangan panik tanpa penyebab yang jelas, disertai dengan keluarnya keringat dingin, jantung berdebar, mual, rasa ingin pingsan, nyeri bagian perut atau dada, kehilangan dalam mengontrol diri sendiri, dan mendadak lemas hingga pingsan.
Baca juga: 6 Tipe Eating Disorder dan Gejalanya yang Pengaruhi Kesehatan Mental
Jenis-Jenis Anxiety Disorder
Gangguan kecemasan ini dibedakan dalam beberapa jenis, diantaranya:
General Anxiety Disorder
Merupakan gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa cemas atau khawatir terhadap hal yang tidak spesifik. General Anxiety Disorder dirasakan hampir setiap hari selama lebih dari 6 bulan, mengganggu interaksi sosial dan aktivitas sehari-hari. Penderita sering mengalami kecemasan berlebihan dan gejala fisik seperti ketegangan, sakit kepala, mual, kesulitan berkonsentrasi, insomnia, sesak napas, dan kelelahan.
Fobia
Gangguan cemas yang ditandai dengan ketakutan terhadap hal-hal yang tidak membahayakan diri atau seharusnya memang tidak perlu takut, contohnya seperti berada di ruangan gelap. Orang dengan fobia biasanya akan menghindari segala hal yang dapat memicu ketakutannya. Misalnya, jika seseorang takut warna merah, mereka akan menjauhi segala yang berhubungan dengan warna tersebut. Jika terpaksa menghadapi, mereka akan merasakan penderitaan yang besar.
Gangguan Kecemasan Sosial
Gangguan kecemasan sosial termasuk dalam fobia sosial, di mana penderita merasakan kecemasan berlebihan dalam situasi sosial karena merasa akan dinilai oleh orang lain. Kecemasan ini biasanya dipicu oleh rasa takut atau malu saat berada di keramaian, seperti takut dipandang salah atau salah bicara. Dalam berkomunikasi, mereka cenderung menghindari kontak mata dan mengalihkan wajah.
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Merupakan gangguan kecemasan terhadap masa lalu karena trauma. Misalnya, pernah mengalami KDRT. Pada umumnya, individu yang mengalami PTSD akan tetap berada dalam kondisi siaga dan merasakan ancaman setiap saat. Sebagai contoh, seseorang yang pernah berada di daerah konflik akan langsung merasa ketakutan saat melihat seragam tentara.
Gangguan Panik
Gangguan panik adalah kondisi yang ditandai dengan serangan panik berulang yang muncul tiba-tiba tanpa penyebab jelas, dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Serangan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial. Gejalanya meliputi jantung berdebar, sesak napas, keringat dingin, tubuh lemas, mual, dan pandangan gelap. Karena serangan bisa muncul kapan saja, penderita sering menarik diri dari kehidupan sosial, membatasi aktivitas, dan lebih memilih menghabiskan waktu di rumah.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan kecemasan yang ditandai oleh pikiran obsesif dan perilaku berulang untuk meredakan kecemasan tersebut, seperti sering mencuci tangan karena khawatir akan kuman. Penderita OCD cenderung mengatur segala sesuatu dengan cara tertentu. Menurut World Health Center, gangguan ini lebih umum di negara maju dan sering dialami oleh orang muda. Meskipun banyak yang menyadari keberadaan OCD, gangguan ini sulit dikendalikan dan dapat kambuh kapan saja, sering kali disertai kondisi lain seperti bipolar dan gangguan depresi mayor.
Baca juga: Aliando Akui Alami OCD: Ketahui Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatannya
Pengobatan Anxiety Disorder
Dalam pengobatannya, dokter dapat menyesuaikan dengan kondisi pasien dan jenis kecemasannya. Namun, sejauh ini cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi gangguan anxiety ini adalah dengan memberikan gabungan dari obat (antidepresan, anti cemas) dan psikoterapi seperti terapi kognitif.
Meskipun informasi di atas dapat membantu, jika Anda mengalami gejala kecemasan, sangat penting untuk tidak self-diagnose. Segera konsultasikan dengan tenaga profesional terdekat untuk penanganan yang lebih lanjut.
Laporan: Aulia Rahma
- Penulis :
- Latisha Asharani