
Pantau - Hari Angklung sedunia diperingati setiap tanggal 16 November, peringatan tersebut menjadi sebuah momen penting untuk merayakan salah satu warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO. Angklung, alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, menjadi simbol kekayaan budaya dan identitas bangsa Indonesia. Peringatan ini bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga tradisi lokal di tengah arus modernisasi.
Sejarah Hari Angklung
Hari Angklung diperingati sejak UNESCO mengakui angklung sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia pada 16 November 2010. Pengakuan ini menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia, mengingat pentingnya melestarikan seni tradisional yang telah mendunia. Angklung, yang terbuat dari bambu, menghasilkan nada-nada harmonis melalui getaran ketika digoyangkan. Alat musik ini telah digunakan selama berabad-abad dalam berbagai ritual adat, hiburan, hingga pendidikan.
Alasan Angklung diakui oleh UNESCO adalah karena Angklung merupakan simbol budaya masyarakat Jawa Barat dan Banten, yang mengajarkan nilai kerja tim, saling menghormati, dan harmoni sosial. Sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, angklung memperkuat kesadaran akan pentingnya budaya takbenda dan nilai-nilai disiplin serta kerjasama.
Baca juga: Selain Gamelan, Angklung Resmi Jadi Pelajaran Musik di Inggris
Untuk melestarikannya, perlu adanya kerjasama antara pelaku seni dan pihak berwenang, baik dalam pengaturan formal maupun non-formal, untuk memastikan pertunjukan angklung yang teratur dan mendukung keberlanjutan budidaya bambu.
Pencalonan Angklung sebagai warisan budaya melibatkan partisipasi masyarakat yang luas, baik dalam pengamanan maupun konsultasi. Angklung tercatat dalam inventarisasi nasional yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan serta berbagai universitas dan asosiasi terkait.
Pengakuan UNESCO ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat Indonesia untuk terus melestarikan seni angklung melalui berbagai kegiatan, baik di tingkat lokal maupun internasional.
Makna dan Pentingnya Hari Angklung
Hari Angklung memiliki makna mendalam dalam memperkuat identitas budaya bangsa. Angklung tidak hanya sekadar alat musik, tetapi juga simbol persatuan. Dalam sebuah permainan angklung, setiap pemain memegang nada tertentu, dan harmoni tercipta ketika semua pemain bekerja sama. Hal ini mencerminkan filosofi gotong royong yang menjadi nilai utama masyarakat Indonesia.
Peringatan Hari Angklung juga menjadi momentum untuk memperkenalkan seni tradisional kepada generasi muda. Dalam era globalisasi, pelestarian budaya tradisional seperti angklung sangat penting agar identitas bangsa tidak tergeser oleh budaya asing.
Baca juga: Alunan Angklung Bawa Misi Perdamaian di Markas PBB
Kegiatan Peringatan Hari Angklung
Berbagai kegiatan digelar untuk merayakan Hari Angklung, baik di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya meliputi:
Konser dan pertunjukan angklung
Sekolah, komunitas seni, hingga instansi pemerintah sering mengadakan pertunjukan angklung massal. Kegiatan ini melibatkan ratusan hingga ribuan pemain, menciptakan harmoni yang mengagumkan.
Workshop dan pelatihan angklung
Workshop bertujuan mengedukasi masyarakat tentang cara memainkan angklung, sejarahnya, serta teknik pembuatan alat musik ini.
Festival budaya
Festival budaya yang menampilkan angklung biasanya dilengkapi dengan tarian tradisional, pameran kerajinan, dan kuliner khas Indonesia.
Perayaan internasional
Beberapa komunitas Indonesia di luar negeri juga mengadakan perayaan Hari Angklung untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.
Baca juga: Saung Angklung Udjo Terancam Bangkrut, Begini Usulan Pemkot Bandung
Upaya Melestarikan Angklung
Pelestarian angklung tidak hanya bergantung pada komunitas seni, tetapi juga masyarakat luas. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
- Mengajarkan angklung di sekolah sebagai bagian dari kurikulum seni budaya.
- Mendukung seniman lokal yang memproduksi dan memperkenalkan angklung.
- Mengikuti atau menyelenggarakan acara budaya yang melibatkan angklung.
Kesimpulan
Hari Angklung 16 November bukan sekadar perayaan, tetapi juga pengingat akan pentingnya melestarikan warisan budaya Indonesia. Angklung, dengan nada-nada harmonisnya, membawa pesan persatuan dan gotong royong yang relevan sepanjang masa. Dengan terus menjaga dan memperkenalkan angklung kepada generasi muda, kita tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memperkokoh identitas bangsa di mata dunia.
Mari rayakan Hari Angklung dengan semangat menjaga tradisi dan mencintai budaya lokal!
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani