
Pantau - Barang lawas kian populer di kalangan anak muda, didorong oleh tren “young-tro”—gabungan kata young (muda) dan retro—yang mencerminkan ketertarikan Gen Z terhadap produk lawas. Alih-alih memilih ponsel modern dengan desain ramping, mereka lebih menyukai model lama dengan tombol fisik serta kualitas foto yang khas dan vintage.
Popularitas iPhone Lawas Meningkat
Permintaan terhadap iPhone lama meningkat signifikan. Model seperti iPhone SE generasi pertama, yang dirilis pada 2016, kembali dicari hingga melahirkan istilah “fenomena iPhone SE.”
Mahasiswa Korea Selatan mengaku lebih menyukai desain iPhone era Steve Jobs dibanding model terbaru. “Tampilannya lebih klasik dan estetik. Saya juga merindukan ukuran ringkas serta tombol home yang kini sudah tidak ada,” katanya, sebagaimana dilansir dari The Korea Times.
Sementara itu, mahasiswa lainnya bahkan mulai menggunakan iPhone 6 miliknya sebagai ponsel kedua. “Di antara teman-teman saya, iPhone lama justru lebih populer daripada model terbaru,” ujarnya. “Warna pada foto yang dihasilkan terasa lebih unik dibanding kamera ponsel modern.”
Baca juga: 5 Pandangan Gen X tentang Pernikahan yang Dikritik oleh Gen Z
Lonjakan permintaan ini turut memengaruhi harga. Di pasar barang bekas, iPhone SE generasi pertama kini dijual lebih dari 200.000 won (sekitar Rp2,3 juta), sementara iPhone 6S yang dirilis satu dekade lalu masih bernilai sekitar 100.000 won (Rp1,2 juta). Platform jual beli Bungaejangter mencatat peningkatan 519% dalam daftar penjualan iPhone 6S sepanjang 2023, dengan transaksi yang naik 28% dibanding tahun sebelumnya.
Kebangkitan Kamera Digital
Tren nostalgia ini tak hanya terjadi pada ponsel, tetapi juga kamera digital lawas. Popularitas perangkat ini meningkat sejak 2023, terutama setelah grup K-pop NewJeans menggunakan kamera camcorder vintage dalam video musik “Ditto.”
Seorang pengunjung kawasan Sewoon Arcade di Seoul pada 4 Februari mengatakan bahwa permintaannya begitu tinggi. “Permintaannya begitu tinggi hingga sulit menemukan model yang saya inginkan,” ujarnya. “Harga juga melonjak dibanding tahun lalu.”
Pedagang kamera turut merasakan dampaknya. Kim Min-ho, pemilik toko kamera bekas di Sewoon Arcade selama lebih dari 40 tahun, mengungkapkan lonjakan harga yang drastis. “Dulu ada kamera yang dijual 50.000 won, sekarang bisa mencapai 150.000 won. Bahkan ada model yang dulunya diberikan secara cuma-cuma, kini harus dibeli dengan harga premium.”
Menurut Profesor Lee Eun-hee, pakar studi konsumen, fenomena ini mencerminkan perubahan cara pandang generasi muda terhadap barang lama. “Alih-alih menganggapnya ketinggalan zaman, mereka justru mengombinasikannya dengan teknologi modern untuk menciptakan sesuatu yang unik,” ujarnya. “Mereka juga menikmati pengalaman baru dari era yang belum pernah mereka alami.”
Baca juga: 9 Alasan Mengapa Gen Z Tidak Bekerja Sekeras Gen X
- Penulis :
- Latisha Asharani