
Pantau - Kekuatan seseorang berasal dari keyakinan mereka terhadap diri sendiri. Orang yang tangguh secara mental percaya pada kemampuan mereka untuk mengambil keputusan yang mengarah pada kehidupan yang diinginkan. Mereka menghindari kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang yang lemah mental, karena ketangguhan bukan sekadar pola pikir, melainkan praktik sehari-hari.
Keyakinan dan kekuatan batin dibangun melalui tindakan kecil yang konsisten. Menurut Asosiasi Psikologi Amerika, ketangguhan adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan pengalaman hidup yang sulit melalui fleksibilitas mental, emosional, dan perilaku. Untuk menjadi lebih tangguh, seseorang perlu mengubah cara menghadapi tantangan hidup.
Dilansir YourTango, berikut 11 kebiasaan orang lemah mental yang dihindari oleh orang tangguh:
1. Terbebani Rasa Malu
Orang lemah biasanya dikuasai rasa malu yang akhirnya memengaruhi. keputusan mereka dalam hal apapun. Orang tangguh tidak membiarkan rasa malu menguasai diri. Meski malu adalah bagian dari pengalaman manusia, mereka mampu mengelolanya dengan baik. Brené Brown, peneliti dan penulis, mendefinisikan malu sebagai perasaan tidak layak dicintai dan diterima. Orang tangguh mengatasi malu dengan mengakui, memahami, dan melampauinya melalui empati dan belas kasih pada diri sendiri.
Baca juga: 7 Ciri Orang yang Sangat Dewasa dalam Bersikap dan Bertindak
2. Terlalu Mendengarkan Kritik Diri
Orang tangguh tidak membiarkan kritik internal mengendalikan hidup mereka. Alih-alih melawan kritik tersebut dengan keras, mereka menghadapinya dengan kelembutan dan pemahaman. Menurut terapis Jennifer Kennedy, pendekatan yang penuh kasih dapat menetralisir kritik diri dan membantu seseorang tumbuh.
3. Menyalahkan Orang Lain
Orang tangguh bertanggung jawab atas masalah mereka tanpa menyalahkan orang lain. Mereka mengandalkan dukungan sosial untuk menghadapi kesulitan, tetapi tetap mengambil alih kendali atas hidup mereka. Dr. Jack Shonkoff dari Harvard University menekankan bahwa ketangguhan dibangun melalui hubungan yang mendukung dan kemampuan mengelola stres.
4. Menghindari Refleksi Diri
Orang tangguh selalu ingin memahami diri mereka lebih dalam. Mereka tidak takut menghadapi sisi gelap atau pola perilaku yang perlu diubah. Refleksi diri menjadi fondasi untuk beradaptasi dan berkembang.
5. Lari dari Ketidaknyamanan
Menyembunyikan rasa sakit hanya memberikan kelegaan sementara. Orang tangguh menerima ketidaknyamanan sebagai bagian dari hidup dan menggunakan harapan untuk terus maju. Dr. Catherine Panter-Brick menyatakan bahwa ketangguhan melibatkan upaya memberi makna pada kehidupan, bahkan di tengah kesulitan.
Baca juga: 7 Ciri Orang dengan Sifat Pendendam dan Cara Menghadapinya
6. Mengabaikan Emosi
Orang tangguh melihat emosi sebagai pesan yang perlu dipahami. Mereka menerima emosi sulit tanpa menghakimi, yang membantu menjaga keseimbangan mental. Psikolog Nick Wignall menekankan pentingnya mengakui emosi sejak dini untuk menghadapinya secara sehat.
7. Menolak Masukan
Orang tangguh menerima umpan balik sebagai peluang untuk berkembang. Mereka tidak menganggap kritik sebagai serangan terhadap harga diri, melainkan sebagai panduan untuk perbaikan diri.
8. Menolak Perubahan
Orang tangguh melihat tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan berubah. Mereka tidak terjebak dalam perilaku yang merugikan, tetapi terus bergerak maju. Dr. Rachel Yehuda menjelaskan bahwa ketangguhan melibatkan keputusan aktif untuk terus berkembang.
9. Bergantung pada Kepuasan Instan
Orang tangguh mempraktikkan penundaan kepuasan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Psikolog Dr. Josh Mirmelli menyatakan bahwa kemampuan ini membantu membangun kesabaran, ketekunan, dan ketahanan mental.
Baca juga: 7 Ciri Orang Keras Kepala yang Perlu Kamu Ketahui
10. Mengidentifikasi Diri dengan Kesalahan
Orang tangguh tidak membiarkan kesalahan mendefinisikan diri mereka. Mereka melihat masalah sebagai peluang untuk belajar, bukan sebagai hambatan. Perspektif ini membantu mereka tetap bersyukur dan percaya pada kemampuan diri.
11. Terjebak di Masa Lalu
Orang tangguh tidak terus-menerus meratapi masa lalu. Mereka menerima penyesalan sebagai pelajaran untuk masa depan, tanpa membiarkannya menghalangi kemajuan.
Ketangguhan adalah hasil dari kebiasaan sehari-hari yang membangun kekuatan mental. Dengan menghindari kebiasaan negatif, seperti terbebani rasa malu, terlalu mendengarkan kritik diri, atau menyalahkan orang lain, dan fokus pada pengembangan diri, siapa pun dapat mencapai kehidupan yang lebih bermakna dan autentik. Ketangguhan bukanlah sesuatu yang dimiliki sejak lahir, melainkan keterampilan yang dapat dipelajari dan dilatih melalui tindakan kecil yang konsisten.
Baca juga: Mental Baja! Ini 7 Ciri Orang dengan Ketahanan Diri Luar Biasa
Orang yang tangguh memahami bahwa hidup penuh dengan tantangan, tetapi mereka memilih untuk menghadapinya dengan sikap positif dan keyakinan pada kemampuan diri. Mereka tidak menghindari ketidaknyamanan atau mengabaikan emosi, melainkan menerima segala aspek kehidupan sebagai bagian dari proses pertumbuhan. Dengan refleksi diri, penerimaan umpan balik, dan kemauan untuk berubah, mereka terus berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Pada akhirnya, ketangguhan adalah tentang memilih untuk terus bergerak, meski di tengah kesulitan. Dengan konsistensi dan komitmen, setiap orang dapat mengembangkan kekuatan mental yang diperlukan untuk meraih kehidupan yang lebih bermakna, penuh tujuan, dan sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang teguh.
- Penulis :
- Latisha Asharani