
Pantau - Ahli gizi Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS. SpGK (K) membagikan panduan menyimpan dan menghangatkan makanan sahur agar tetap aman dikonsumsi serta mempertahankan kualitasnya.
"Cara terbaik untuk menyimpan makanan agar tetap aman dan higienis, simpan di tempat tertutup dan kedap udara untuk menghindari kontaminasi," kata Luciana, dilansir Antara, Senin (17/3/2025).
Luciana menjelaskan bahwa menyiapkan makanan sahur pada malam hari dan menghangatkannya kembali keesokan paginya merupakan cara praktis yang banyak diterapkan.
Baca juga: 5 Tips Memilih Menu Sahur yang Sehat
Namun, agar makanan tetap aman dikonsumsi dan kualitasnya terjaga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyimpanan dan pemanasan ulang.
Untuk memastikan keamanan makanan yang telah disiapkan sebelumnya, makanan harus disimpan dalam wadah yang bersih, tertutup rapat, dan kedap udara.
Langkah ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi dari bakteri, serangga, atau hewan kecil yang dapat masuk melalui udara.
Jika makanan akan disimpan di dalam kulkas, pastikan sudah dalam kondisi dingin sebelum dimasukkan.
Baca juga: 6 Buah yang Cocok untuk Menu Tambahan Sahur agar Kenyang Lebih Lama
Luciana mengingatkan agar tidak memasukkan makanan yang masih panas ke dalam kulkas, karena dapat meningkatkan suhu di dalamnya dan mempercepat pertumbuhan bakteri.
Selain itu, ia menyarankan agar makanan dibagi dalam porsi kecil agar lebih cepat dingin dan lebih aman saat disimpan di dalam kulkas.
"Makanan yang disimpan di kulkas sebaiknya tidak lebih dari 4 hari, tergantung jenis makanannya," ujarnya.
Lebih lanjut Luciana mengungkapkan, penghangatan ulang makanan bisa memengaruhi kandungan gizi dalam makanan.
Beberapa nutrisi, terutama vitamin yang larut dalam air, dapat hilang atau berkurang selama proses penghangatan ulang.
Selain itu, penghangatan ulang juga dapat memengaruhi tekstur dan cita rasa makanan.
Guna meminimalkan kehilangan nutrisi, sebaiknya gunakan teknik pemanasan yang tidak terlalu lama atau gunakan metode pemanasan yang lebih lembut, seperti mengukus atau memanaskan dengan api kecil.
Ia menegaskan, tidak semua jenis makanan cocok untuk dipanaskan ulang. Makanan yang banyak mengandung air seperti sup atau sayuran berkuah cenderung lebih mudah mengalami penurunan kualitas dan rasa saat dipanaskan berkali-kali.
Baca juga: Cocok untuk Menu Sahur, Ini Resep Omelet Bayam yang Tinggi Protein
Tidak hanya itu, makanan yang mengandung bahan-bahan yang cepat rusak, seperti ikan atau telur, juga lebih berisiko mengalami penurunan kualitas nutrisi dan rasa ketika dipanaskan kembali.
Makanan yang mengandung banyak air, seperti buah-buahan atau sayuran segar, lebih mudah rusak dan tidak tahan lama.
Sebaliknya, makanan yang lebih tahan lama adalah yang lebih padat dan kurang mengandung air seperti daging yang dimasak, nasi, atau makanan olahan lainnya.
Memilih bahan makanan yang lebih padat akan membantu memastikan makanan tetap aman dan berkualitas meski telah disimpan untuk beberapa waktu.
Dengan memperhatikan cara penyimpanan dan menghangatkan yang tepat, masyarakat dapat menyiapkan sahur dengan praktis tanpa mengorbankan kualitas makanan.
"Pastikan selalu menjaga kebersihan dan kehigienisan makanan agar sahur tetap bermanfaat dan menyegarkan tubuh sepanjang hari," katanya.
- Penulis :
- Nur Nasya Dalila