
Pantau - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia sebagai warisan dunia yang mencerminkan keragaman peradaban dalam konferensi internasional UISPP Inter-Regional Conference 2025.
Indonesia, Rumah Peradaban Dunia
Menbud menyampaikan bahwa Indonesia merupakan rumah bagi lebih dari 1.340 kelompok etnis yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau serta penjaga 718 bahasa, atau sekitar 10 persen dari warisan linguistik dunia.
Ia menegaskan bahwa keragaman ini tidak hanya mencerminkan biodiversitas, tetapi juga keragaman peradaban yang meliputi sistem pengetahuan, ritual, epos lisan, pengelolaan sumber daya, garis keturunan seni, dan tradisi maritim.
Menurutnya, di Indonesia dapat ditelusuri jejak kehidupan manusia sepanjang milenium, bahkan jutaan tahun.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli juga membahas rencana repatriasi fosil Pithecanthropus Erectus yang ditemukan Eugène Dubois 135 tahun lalu di tepi Sungai Bengawan Solo sebagai langkah pemulihan hak dan kedaulatan budaya nasional.
Ia menjelaskan bahwa lebih dari 50 persen fosil Homo erectus dunia ditemukan di Indonesia, namun selama lebih dari satu abad fosil-fosil itu berada di luar negeri sehingga masyarakat tidak dapat melihatnya secara langsung.
Fadli menegaskan bahwa era tersebut kini berakhir setelah Kementerian Kebudayaan berhasil memulangkan Dubois Collection dari Belanda, berisi 28.131 fosil beserta catatan kontekstual dari Jawa dan Sumatra.
Ia menyebut keberhasilan itu sebagai tonggak sejarah penting, tindakan keadilan restoratif, dan rekonsiliasi historis bagi bangsa Indonesia.
Warisan Prasejarah dan Komitmen Pelestarian
Selain fosil, Menbud menyoroti kekayaan gua prasejarah Indonesia yang menyimpan narasi kontinu tentang asal-usul manusia, adaptasi, dan kreativitas.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki lukisan naratif tertua di dunia berusia 51.200 tahun yang ditemukan di Gua Leang Karampuang, Maros, Sulawesi Selatan.
Di Sumatra Barat terdapat Gua Lida Ajer yang membuktikan bahwa Homo sapiens telah hidup di hutan hujan tropis lebih dari 60.000 tahun lalu.
Sementara di Gua Harimau, Sumatra Selatan, ditemukan urutan budaya dari sekitar 22.000 tahun lalu hingga Zaman Logam awal.
Di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara juga terdapat gua-gua karst yang menyimpan ribuan piktograf menggambarkan aktivitas berburu, menari, ritual, serta kegiatan pelaut Austronesia yang membentuk kebudayaan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.
Fadli menekankan bahwa di era globalisasi dan kemajuan teknologi, masa depan warisan budaya Indonesia sangat bergantung pada pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan berkelanjutan.
Ia menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memajukan kebudayaan sesuai amanat UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1, yang mengharuskan negara memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.
Menbud menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen membangun identitas nasional dan menempatkan diri sebagai World Capital of Culture melalui perlindungan, revitalisasi, pengembangan, pemanfaatan, pemberdayaan, diplomasi, promosi, serta kerja sama budaya.
Ia menyerukan kepada komunitas UISPP dan seluruh peserta konferensi untuk bersinergi membangun kebudayaan bersama dengan Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban dunia.
- Penulis :
- Aditya Yohan









