
Pantau - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag), Kamaruddin Amin, menekankan pentingnya peningkatan literasi keagamaan di kalangan umat dengan memanfaatkan podcast literasi keagamaan sebagai instrumen efektif dan strategis. Pesan ini disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Evaluasi Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan (PBAL2K) bertema “Koordinasi dan Evaluasi Program Pusat PBAL2K Tahun 2025” di Jakarta.
Podcast Jadi Instrumen Strategis Literasi Keagamaan
Kamaruddin menilai bahwa terdapat banyak instrumen peningkatan literasi keagamaan melalui lembaga pendidikan, bimbingan masyarakat Islam, hingga majelis ta’lim. Namun, ia menegaskan perlunya fokus baru pada media digital.
“Namun, ada satu hal yang menurut saya sangat efektif dan pusat ini bisa mengambil porsi atau bagian di situ, yaitu podcast literasi keagamaan. Kalau bisa ini leading sector-nya di Pusat PBAL2K saja,” ujar Kamaruddin Amin.
Menurutnya, saat ini Kementerian Agama belum memiliki podcast rutin yang terkoordinasi, sementara yang ada masih bersifat sporadis.
“Instrumen podcast sekarang ini sangat populer dan semua orang menjadikannya sebagai instrumen yang sangat sentral dan sangat penting untuk menyampaikan kesan pesan kepada publik karena itulah yang paling mudah diakses oleh semua orang. Kalau Pusat PBAL2K fokus ke sini, saya kira akan sangat powerful. Perannya akan sangat fundamental dan sangat sentral kalau dikelola dengan baik,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Pusat PBAL2K sangat cocok menjadi pusat literasi dan sektor utama dalam pengembangan podcast keagamaan.
“Pusat literasi ada di Pusat PBAL2K. Jadi cocok menjadi leading sector podcast, nanti bisa bekerja sama dengan Biro Humas dan Komunikasi Publik. Tetapi PBAL2K yang mengatur jadwal dan membuat list siapa saja tokoh yang tepat untuk mengisi podcast di tiap-tiap episodenya,” lanjutnya.
Tantangan Literasi di Era Kompetisi Global
Kamaruddin menjelaskan bahwa dunia saat ini berada dalam era kompetisi global di mana media sosial memegang peran penting dalam perebutan otoritas ruang publik, termasuk dalam wacana keagamaan.
Ia menegaskan bahwa yang memenangkan kontestasi ruang digital bukan selalu mereka yang paling berilmu, melainkan yang paling aktif hadir di ruang publik.
“Saat ini, ulama, kiai, dan profesor yang memiliki ilmu yang luas, tapi tidak pernah muncul dan tidak pernah tampil di ruang-ruang digital. Itu tidak akan menjadi rujukan atau tidak akan dirujuk oleh publik,” kata Kamaruddin.
Ia membandingkan dengan tokoh yang mungkin ilmunya tidak terlalu mendalam, namun menguasai media sehingga lebih banyak didengar publik.
“Bandingkan dengan yang misalnya ilmunya tidak terlalu mendalam, tapi menguasai instrumen media, akhirnya mereka yang didengar dan yang menguasai ruang-ruang privasi umat. Nah, ini harus kita sadari dan kementerian harus mengambil peran di situ,” tegasnya.
Kamaruddin meminta agar Podcast Literasi Keagamaan menjadi fokus utama yang mulai disiapkan pada awal tahun depan.
“Paling lambat awal tahun depan sudah ada draft-nya berupa siapa saja list tokohnya, orientasinya seperti apa, temanya seperti apa. Nanti kita bisa libatkan seluruh Indonesia untuk ikut serta,” ujarnya.
PBAL2K Perkuat Peran Melalui Digitalisasi dan Penilaian Buku
Kepala PBAL2K, Sidik Sisdiyanto, menjelaskan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 33 Tahun 2024, PBAL2K bertugas melakukan penilaian buku agama, lektur, dan literasi keagamaan.
Penilaian buku agama telah dilaksanakan sejak 2022 menggunakan sistem SIJAWARBA, disertai upaya digitalisasi manuskrip.
“Masih sangat banyak yang belum terdigitalisasi dan ini nanti menjadi tugas kami selanjutnya,” kata Sidik.
Selain itu, PBAL2K juga bekerja sama dengan Biro HKLN dalam menyusun PMA omnibus law terkait perbukuan agar penilaian buku ke depan menjadi satu pintu di PBAL2K.
“Kami bersama-sama Biro HKLN juga sedang menyusun PMA omnibus law terkait perbukuan. Kami berharap ke depan penilaian buku itu akan menjadi 1 pintu di Pusat PBAL2K,” ujarnya.
Dalam bidang literasi keagamaan, PBAL2K telah menyelenggarakan festival literasi yang meliputi lomba, talkshow, workshop, dan bedah buku. Pada puncak acara, PBAL2K memberikan anugerah literasi keagamaan kepada tokoh-tokoh yang berperan besar dalam penguatan literasi keagamaan.
Program lain yang dijalankan PBAL2K adalah penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah. Saat ini, sudah tersedia terjemahan dalam 30 bahasa daerah, dan 10 di antaranya telah terdigitalisasi dalam aplikasi Quran Kemenag.
“Tahun ini kami sedang memvalidasi juga bahasa daerah Makassar, Gorontalo, dan Betawi yang dan mudah-mudahan nanti bisa di-launching,” tandas Sidik.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti









