
Pantau - Taman Nasional Tanjung Puting di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, menawarkan pengalaman langka bagi wisatawan yang ingin melihat orangutan liar di habitat aslinya, sembari menyusuri hutan tropis lewat jalur sungai menggunakan kapal klotok.
Perjalanan ini dimulai dari pelabuhan kecil di Pangkalan Bun, menyusuri Sungai Sekonyer yang dikelilingi hutan bakau dan pepohonan nipah, ditemani suara alam dan air berwarna coklat kehitaman khas rawa gambut.
Tujuan utama wisata ini adalah melihat langsung orangutan liar di lokasi Tanjung Harapan, salah satu dari tiga camp konservasi di kawasan tersebut.
Habitat Orangutan Liar dan Upaya Rehabilitasi
Di Tanjung Puting, terdapat tiga camp utama untuk melihat orangutan: Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey, dengan Tanjung Harapan sebagai lokasi terdekat yang dapat ditempuh sekitar tiga jam perjalanan sungai.
Ketiga camp ini bukan hanya tempat wisata, tetapi juga menjadi pusat rehabilitasi dan pelepasliaran orangutan bekas peliharaan atau korban perdagangan satwa liar.
Meski telah kembali ke hutan, orangutan tetap diberi pakan tambahan sekali sehari pada pukul 15.00 WIB untuk memastikan kebutuhan nutrisi mereka tetap terpenuhi selama masa adaptasi.
Edukasi Konservasi di Tengah Wisata Alam
“Melindungi orang utan bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan,” menjadi pesan utama dalam perjalanan wisata ini.
Taman Nasional Tanjung Puting bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap deforestasi, perdagangan ilegal satwa, dan aktivitas tambang liar yang terus mengancam populasi orangutan Kalimantan.
Melalui wisata edukatif ini, pengunjung tidak hanya memperoleh pengalaman unik melihat satwa liar, tetapi juga belajar langsung tentang pentingnya menjaga ekosistem dan mendukung konservasi satwa endemik.
Program wisata alam ini dikelola dengan pengawasan ketat untuk memastikan interaksi manusia dengan alam tetap aman dan berkelanjutan.
- Penulis :
- Gerry Eka







