Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Persiapan Maudy Koesnaedi Jika Tak Laku Lagi di Dunia Hiburan

Oleh Rifeni
SHARE   :

Persiapan Maudy Koesnaedi Jika Tak Laku Lagi di Dunia Hiburan

Pantau.com - Nama Maudy Koesnaedi di dunia seni peran sudah tak asing lagi. Hampir setiap tahun, ada saja film layar lebar yang ia bintangi di tengah banyaknya wajah pemain baru yang bermunculan.

Wanita kelahiran 8 April 1975 itu mengaku sudah mempersiapkan diri bila dirinya tak dipakai lagi di dunia hiburan. Apalagi, artis yang juga kerap bermain dalam teater ini mengaku sangat pemilih dalam genre film ataupun peran yang ia mainkan.

Dalam sebuah kesempatan, saat ditemui di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 4 April 2019, tim Pantau.com sempat  berbincang-bincang tentang kecintaannya dengan dunia seni peran, baik layar lebar maupun dalam panggung teater.

Kenapa sekarang lebih banyak main di film dibandingkan teater?

"Iya, ya. Ada fase-fasenya kayaknya. Waktu dulu kan di sinetron, tahun 90an sampai 'Si Doel' selesai tahun 2007, kemudian lanjut ke FTV.

Baca juga: Maudy Koesnaedi Lebih Pilih Bermain Teater daripada Film

Kalau sinetron memang jelas, tawaran ada. Tetapi sayanya sendiri enggak sanggup ngikutin sistem kerja kemarin-kemarin tuh, kejar tayang.

Kayaknya takut menganggu tim produksi lain gitu. Sayanya enggak kuat dan enggak bisa stand by 24 jam di lokasi syuting. Takutnya buat besoknya menganggu tim produksi karena saya enggak kuat untuk hari esoknya."

Bagaimana dengan dunia teater?

"Kalau dunia teater, memang passion-nya di dunia seni pertunjukan ya. Entah di atas panggung sebagai pemain, entah sebagai produser di belakang panggun. Saya merasakan kepuasan sendiri bisa merasakan berkarya di seni pertunjukan panggung (teater)."

Lebih nikmat bermain film atau teater?

"Kenikmatannya pasti berbeda-beda. Di atas panggung sebagai pemain, kepuasannya berbeda. Sebagai produser dan penulis tentu kepuasannya berbeda.

Baca juga: Maudy Koesnaedi Akui Pernah Stres Berat di Usia 30 Tahun, Kenapa?

Main film ketika direspon sama penonton, kepuasannya juga berbeda. Saya juga dikasih tahu oleh mentor saya, kesuksesan film itu bukan dilihat dari jumlah penonton loh, bahwa film ini punya dampak ke orang-orang atau film ini dibicarakan dan diterima oleh orang-orang. Bisa dianggap itu terima sukses dari sebuah film."

Penulis :
Rifeni

Terpopuler