
Pantau.com - Masih banyak ditemukan wanita hamil merasa risih dan tidak nyaman saat berkonsultasi dan dibantu melahirkan oleh dokter laki-laki.
Baca juga: Bisa Picu Pecah Ketuban, Ibu Hamil Disarankan Rutin Ganti Celana Dalam
Sebagai Dokter Kandungan yang telah berpraktik selama 10 tahun lamanya, Dr. Ardiansjah Dara, Sp.OG berusaha keras menepis kekhawatiran itu. Menurutnya dokter kandungan yang sebenarnya sekalipun itu pria berusaha semaksimal mungkin mendampingi para ibu hamil agar tetap sehat dan memastikan kandungannya baik-baik saja hingga melahirkan.
"Dia (dokter kandungan) ngikutin perkembangan (Ibu hamil), kalau ada yang kurang dia bilangin, ada yang boleh dan tidak boleh dia bilangin, jadi bukan dokter kandungan itu kemudian kayak orang teman-teman saya sendiri suka ngomong nanti 'diobok-obok' enggak ada cerita kayak gitu," ungkap Dr. Ardiansjah di Matraman, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2019).
Jika pun ada ditemukan adanya dokter pria yang membuat para wanita hamil tidak nyaman dan risih, Dr. Ardiansjah menyebutnya sebagai oknum yang tidak bisa menjalin komunikasi yang baik.
"Mungkin ada oknum yang bagaimana kita kira kesannya agak gatel, cara pandangnya cara bercandanya, mungkin bagi perempuan yang baru kenal pasti juga terganggu kan, ini kok kayaknya gini," terangnya.
Akan tetapi dokter yang berhasil menulis buku 'Hamil Tanpa Galau' itu meyakini, baik dokter, pasien, dan keluarga pasien tidak akan memikirkan hal remeh menyangkut gender dan rasa risih, yang terpenting bagaimana ibu sehat dan bayi lahir dengan selamat.
"Pada saat kita melihat orang melahirkan tidak ada itu pikiran macam-macam, baik dari dokter pasien maupun keluarganya, semua udah fokus gimana caranya anak lahir sehat ibu selamat," tegasnya.
Baca juga: Ibu Hamil Boleh Makan Sushi, Tapi Pantang Makan Karedok
Satu yang digarisbawahi Dr. Ardiansjah, kunci kepercayaan hubungan dokter dan pasien ialah komunikasi yang terjalin haruskan baik. Saat itu membaik maka pasien sudah tidak lagi risih atau tak nyaman walau ditangani dokter kandungan laki-laki sekalipun.
"Jadi tiap orang perlu komunikasi, dan lama-lama komunikasi udah enak, dia udah enggak mikir hal yang kayak gitu-gitu, risihnyalah malunyalah. Memang kita periksanya tidak yang vulgar. Jadi prinsip bagi saya menjaga komunikasi, dan tentunya bagaimana kita bersikap," tutupnya.
rn- Penulis :
- Gilang