Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Tak Hanya Bus Hantu, 5 Mitos Urban Legend Jalanan Ini Tak Kalah Horor

Oleh Dini Afrianti Efendi
SHARE   :

Tak Hanya Bus Hantu, 5 Mitos Urban Legend Jalanan Ini Tak Kalah Horor

Pantau.com -  Belakangan ini cerita seorang netizen yang mengaku menjadi penumpang bus Bekasi-Bandung viral di sosial media. Tak sedikit netizen yang percaya dan meyakini jika kisah bus hantu tersebut adalah benar adanya.

Baca Juga : Bunga Wijaya Kusuma

Tapi, kisah bus hantu itu bukan cerita yang baru terkait mitos dan urban legend di jalanan yang memiliki ceritanya sendiri. Sebelum cerita soal bus hantu itu viral, beberapa kisah horor dari jalanan sudah sering kita dengar dan tak sedikit orang mengaku pernah mengalami kejadian mistik di lokasi-lokasi yang dikenal memiliki cerita mistik.

Berikut lima kisah urban legend di jalanan yang berhasil dirangkum Pantau.com.

1. Terowongan Kasablanka

Terowongan Kasablanka (Foto: Trenzing)

Terowongan yang menghubungkan kawasan Menteng Dalam dan kawasan Setiabudi ini disebut-sebut memiiki kisah mistis dalam pembangunan jalan yang membelah pemakaman Menteng. Menurut mitos yang berkembang di masyarakat, jika tak ingin mendapatkan gangguan ketika melewati terowongan tersebut,  pengendara harus membunyikan klakson sebanyak tiga kali.

Langkah ini disebut-sebut untuk meminta izin lewat agar tidak menganggu makhluk tak kasat mata yang masih bercokol di terowongan yang berada dibawah jalan Rasuna Said, Kuningan itu. Terhitung sejak pembangunannya beragam kecelakan kerap terjadi.

Udaranya yang lembab dan pengap juga nyatanya memberikan nuansa lain, seolah pengguna jalan tengah memasuki dunia lain. Jalanan ini juga disebut-sebut dibangun dari tanah bekas kuburan. Saking horornya, jalanan ini juga pernah dibuat film pada 2017 lalu.

2. Jalan Tol Cipali

Jalan Tol Cipali (Foto: Wikipedia)

Tol yang sukses dibangun oleh pemerintahan Presiden Jokowi ini dibuat untuk memperlancar arus mudik, hajat tahunan masyarakat ibu kota. Jalan ini menghubungkan beberapa kota dari Subang, Cirebon, Indramayu, hingga Palimanan.

Namun faktanya usai jalan dibangun, kerap terjadi kecelakaan parah bahkan beruntun hingga memakan korban jiwa. Banyak yang mengatakan kecelakaan terjadi karena makhluk penunggu yang meminta tumbal usai tol diresmikan pada 13 Juni 2019.

Ketika pemerintah ditanyakan perihal penyebab kecelakaan, disebutkan itu hanya faktor kelelahan akibat jalan tol yang lurus dan belum banyak rest area yang tersedia, serta penerangan jalan yang belum sempurna.

3. Tanjakan Emen

Tanjakan Emen (Foto: AyoBandung)

Terletak diperbatasan Subang dan Bandung, dahulu jalan ini ramai dilalui oleh masyarakat yang hendak menuju Bandung atau sebaliknya, sebelum adanya tol Cipularang. Tapi semakin ramai jalan semakin sering pula terjadi kecelakaan terjadi.

Menurut mitos yang beredar hal iti terjadi akibat arwah seorang pria bernama Mang Emen yang meminta tumbal karena tak terima meninggal karena kecelakaan. Akan tetapi menurut penuturan pemerintah setempat kecelakaan terjadi karena pengemudi mengantuk, jalan yang terlampau curam, dan pemadangan indah di kanan jalan yang sering menghilangkan fokus.

4. Cadas Pangeran

Jalan Cadas Pangeran (Foto: Wikimedia)

Jalan yang terletak di kota Sumedang ini memang kerap jadi momok saat musim mudik di jalur selatan menuju Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Jalan yang berkelok dan bersisian dengan jurang, ternyata telah memakan korban dengan banyaknya pengendara yang masuk ke jurang tersebut.

Menurut cerita masyarakat sekitar, hal ini terjadi karena korban pembuatan jalan Sumedang-Bandung di masa penjajahan dahulu meminta korban. Ada lagi yang mengatakan jalan dibangun di atas kuburan.

Baca Juga : Film 'Setan Jawa' akan Bergen'tayang'an di Jepang

5. Tol Cipularang

Tol Cipularang (Foto: Wikimedia)

Jalur yang kini jadi favorit masyarakat Jakarta yang hendak menuju Bandung ini juga memakan banyak korban. Khususnya di kilometer 79, sering terlihat sosok yang menyeberang hingga membuat pengemudi oleng dan berusaha menghindar, dan akhirnya memicu kecelakaan.

Jalan yang merupakan singkatan dari Cikampek, Purwakarta dan Padalarang ini memang memiliki jalur berkelok dan sempit hanya berkisar dua dan tiga jalur, belum lagi naik turun serta berkelok jadi tantangan tersendiri, sehingga dibutuhkan fokus yang tinggi untuk melalui jalur ini.

Penulis :
Dini Afrianti Efendi