
Pantau.com - Penggunaan media sosial kerap dikaitkan dengan depresi terutama dialami oleh remaja. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Child & Adolescent Health menyebutkan tekanan psikologis itu bisa dirasakan oleh remaja laki-laki maupun perempuan.
Namun demikian, efeknya terlihat jelas pada perempuan. Mengutip dari CNN, penelitian itu menyebutkan bahwa remaja perempuan lebih sering memeriksa akun media sosial dan hal ini membuatnya menjadi lebih rentan terkena tekanan psikologis.
Hal itu karena penggunaan yang berlebihan dapat meningkatkan paparan mereka terhadap perilaku bullying serta dapat mengurangi tidur dan aktivitas fisik. Bagi remaja perempuan, hampir 60 persen dampak pada tekanan psikologis disebabkan oleh faktor-faktor tersebut.
Namun di kalangan remaja laki-laki, faktor penyebab tersebut hanya menyumbang 12 persen dampak pada penggunaan media sosial terhadap tekanan psikologis mereka.
Baca juga: 5 Tips Mengenali Berita Hoax di Media Sosial
Adapun untuk remaja laki-laki, dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental masih perlu dikaji lagi. Menurut peneliti, studi lebih lanjut masih diperlukan.
"Hasil kami menunjukkan bahwa media sosial itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan. Tetapi penggunaan yang sering dapat mengganggu kegiatan, yang berdampak pada kesehatan mental serta aktivitas seperti tidur dan berolahraga," ucap salah satu peneliti Russell Viner dari UCL Great Ormond Street Institute of Child Health.
Dengan kata lain, media sosial sendiri tidak bisa disalahkan sebagai penyebab kesehatan mental penggunanya. Media sosial berpengaruh mengurangi kualitas tidur dan aktivitas fisik para remaja perempuan dan kecenderungan memaparkan hal-hal yang mengarah ke perundungan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan terganggunya kesehatan mental pengguna.
Bob Patton, dosen psikologi klinis di University of Surrey mengatakan, strategi membatasi penggunaan media sosial untuk mengurangi gangguan mental mungkin tidak membantu.
Baca juga: Yuk, Deteksi Teman Kamu Lagi Nge-Pansos di Media Sosial
Menurutnya, jika ingin meningkatkan kesehatan mental terutama di kalangan remaja, maka mereka harus diberi strategi untuk meningkatkan ketahanan terhadap bullying. Selain itu, para remaja juga perlu untuk didorong agar memiliki perilaku tidur serta olahraga yang lebih baik.
Studi tersebut melibatkan hampir 10.000 anak-anak usia 13 hingga 16 tahun di Inggris. Penelitian dilakukan dengan mewawancarai para remaja sekali dalam setahun dalam rentang waktu tahun 2013 hingga 2015.
Para responden akan melaporkan frekuensi mereka memeriksa atau menggunakan media sosial, seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, dan Snapchat.
Menurut para peneliti, lebih dari tiga kali sehari dianggap sangat sering. Mereka kemudian mencatat banyak responden yang juga tidak menangkap berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk memeriksa akun media sosialnya.
- Penulis :
- Lilis Varwati