
Pantau.com - Satu studi baru dari University of British Columbia, Vancouver membuktikan, bahwa manusia bukan hanya mendengar dengan telinga, tapi juga melalui kulit.
Temuan tersebut dilandasi atas percobaan. Peserta percobaan itu diminta mendengarkan suku kata sewaktu hembusan udara mengenai kulit mereka, lalu otak mereka akan menerima dan menyatukan informasi dari beragam indera untuk membuat gambaran mengenai keadaan sekeliling.
Bersama dengan pekerjaan lain baru-baru ini, penelitian itu melemparkan pandangan tradisional mengenai bagaimana orang menafsirkan dunia di kepala mereka.
"Penjelasan yang lebih mungkin ialah kita memiliki otak yang merasakan dan bukan kita memiliki mata yang melihat dan telinga yang mendengar." Dengan kemampuan semacam itu, peneliti memandang manusia sebagai "mesin perasa seluruh tubuh", kata Jeanna Bryner yang mempelopori penelitian tersebut seperti dikutip livescience.com.
Baca Juga: 5 Mitos dan Fakta Kanker Kulit yang Mungkin Tidak Anda Ketahui
Penelitian tersebut didanai oleh "Natural Sciences and Engineering Council of Canada" dan "National Institutes of Health", dirinci di dalam jurnal Nature, terbitan 26 November.
Banyak ilmuwan telah menjelaskan haluan penginderaan semacam itu sebagai hasil dari pengalaman, "sewaktu kita melihat dan mendengar orang berbicara sepanjang waktu sehingga alamiah untuk mengetahui bagaimana menyatukan apa yang kita lihat dengan apa yang kita dengar".
Dalam penelitian tersebut, tim memusatkan perhatian pada suara yang diucapkan dengan hembusan, seperti "pa" dan "ta" yang melibatkan semburan udara yang tak dapat didengar ketika diucapkan, serta suara yang tak diucapkan dengan hembusan, seperti "ba" dan "da".
Peserta yang ditutup matanya mendengarkan rekaman suara pria yang mengatakan masing-masing dari keempat suku kata tersebut dan harus menekan tombol untuk menunjukkan suara mana yang mereka dengar ("pa, ta, ba atau da").
Semua peserta dibagi jadi tiga kelompok yang terdiri atas 22 orang, dan satu kelompok yang mendengarkan suku kata sementara hembusan udara ditiupkan ke tangan mereka, yang lain ditiupkan udara ke tengkuk mereka, dan kelompok pemantau mendengarkan suara tanpa hembusan udara.
Baca Juga: Kulit Terbakar Sehabis Liburan? Atasi Dengan 5 Cara Sederhana Ini
Sebanyak 10 persen waktu saat udara dihembuskan ke kulit, semua peserta secara keliru menerima suku kata yang diucapkan tanpa hembusan udara sebagai sama dengan yang diucapkan dengan hembusan udara. Jadi, ketika orang itu mengatakan "ba", peserta tersebut akan menunjukkan mereka mendengar suara "pa".
Satu eksperimen lanjutan saat kulit peserta ditepuk dan bukan mendapatkan hembusan udara tak memperlihatkan campur-aduk antara suara yang diucapkan dengan dan tanpa hembusan udara.
- Penulis :
- Kontributor SIG