
Pantau.com - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Karang Taruna berkomitmen menjalankan aksi-aksi sosialnya terutama dalam gotong royong dalam membumikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat.
“Ini tidak hanya menjadi kata-kata akan tetapi sejak awal telah terlaksana, sejak awal nilai kebersaman dan gotong royong menjadi sesuatu yang positif telah dilakukan oleh organisasi Karang Taruna”, Ucap Wakil Kepala BPIP Prof. Dr. Hariyono, M.Pd saat menjadi narasumber pada webinar dengan tema “Pancasila dalam Tindakan Peran Karang Taruna Sebagai Organisasi Sosial Kemasyarakatan dalam Situasi Pandemi COVID-19” Kamis, (19/8/2021).
Ia menilai organisasi sosial dibawah Kementerian Sosial itu bukanlah lembaga atau organisasi yang baru, akan tetapi berdiri sejak tahun 1960 yang ditandai eksistensinya.
Baca juga: BPIP Cari Sosok Teladan Aparatur Negara
“Karang taruna memiliki pengalaman dan prestasi yang tidak bisa diremehkan, organisasinya sudah bergerak aktif di setiap daerah tingkat Provinsi sampai dengan Desa”, jelasnya.
Bahkan menurutnya logo Karang Taruna yaitu perisai kuning yang menggambarkan nilai-nilai pancasila, terdapat didalamnya 4 helai, disimbolkan sosok remaja, sedangkan makna teratai sangat luar biasa dan menarik.
“Teman-teman di Karang Taruna ini sangat gagah, yang menarik fungsi Karang Taruna adalah menanamkan kesadaran dan penghayatan nilai Pancasila di masyarakat”, paparnya.
Ia bahkan mengapresiasi sinergitas ini karena Karang Taruna sejak berdiri sudah sangat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan memiliki tanggung jawab moral dan fungsional untuk mengamalkan nilai Pancasila.
“Bagaimana kita mengamalkan atau mengaktualisasikan nilai Pancasila bersamaan Karang Taruna. Mari merenungkan kembali simbol-simbol Karang Taruna”, lanjutnya.
Ia juga menjelaskan arti Yudha adalah sebagai seorang pejuang atau patriot yang tidak boleh menyerah, harus terus tumbuh dan mencari solusi, sebagai pejuang harus berbudi luhur, cerdas dan berkarya berbasis nilai keluhuran ini sangat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“Menarik untuk kita renungkan bersama, apakah Pancasila hanya sebagai bahan diskusi atau bahan kehidupan bangsa negara ini. Pancasila bukan gen atau dna, Pancasila adalah sebuah nilai. Pancasila sebuah nilai yakni perjuangan, tanpa perjuangan pancasila tidak akan terbukti”, jelasnya.
Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP Dr. Rima Agristina, S.H., S.E., M.M berharap meskipun BPIP merupakan lembaga baru dan Karang Taruna memiliki pengalaman yang banyak maka tetapi memiliki semangat baru dalam kegiatan sosial sesuai dengan 4 konsensus dasar negara.
“Upaya terbesar kita menciptakan keadilan bukanlah hal yang mudah, dengan cara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban Dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”, jelasnya.
“Karang Taruna yang didasarkan Pancasila dan NKRI merupakan upaya untuk mencapai Indonesia yang adil dan makmur, prinsip Karang Taruna berjiwa sosial, kemandirian, kebersamaan, partisipasi, lokal dan otonom serta non partisipan”, lanjutnya.
Ia juga mengakui prinsip Karang Taruna, menjadi menarik karena Karang Taruna memiliki ciri dibentuk masyarakat, potensi dan sumber kesejahteraan sosial, berkedudukan di Desa/Kelurahan di NKRI, wadah pengembangan potensi generasi muda dan masyarakat, berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangan permasalahan sosial, sangat banyak sekali permasalahan sosial yang ditemukan di lingkungan bermasyarakat.
“Contohnya tantangan yang dihadapi paham ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, tindakan radikal, korupsi, penyalahgunaan narkoba, pandemi dan kondisi kerawanan bencana alam, ketika Karang Taruna mengajak seluruh masyarakat untuk mematuhi peraturan perundangan-undangan serta prokes adalah aktualisasi nilai Pancasila dalam tindakan.
Baca juga: BPIP: Media Sosial Harus Menjadi Alat Memajukan Nilai-nilai Kemanusiaan dan Pemersatu Bangsa
Dalam kesempatan yang sama Direktur PSPKKM Kementerian Sosial Seremika Br. Karo, S.H., M.Si mengatakan Karang Taruna memiliki motto Adhitya Karya Mahatva Yodha, yang berarti pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan, serta terampil dan selalu berkarya.
“Motto itu selalu jadi pegangan PSPKKMK dalam setiap kesulitan. sejarah dan perkembangan karang taruna terdapat 6 fase, mulai dai fase pencanangan (1960), fase penumbuhan (1970), fase pengembangan (1980), fase penguatan (1990), fase pemantapan (2000), fase tantangan (2000-sekarang)”, jelasnya.
Ia juga memaparkan PSPKKMK berorkestratif, berkoloboratif dengan metode pelayanan sosial yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dab perlindungan sosial dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, untuk mendukung keberhasilan penyelenggaran kesejahteraan sosial.
“Koloboratif dilakukan oleh Pemerintah Pusat hingga Daerah dengan masyarakat. Diakhir tahun Kemensos melakukan pimilihan pilar-pilar teladan bentuk apriasi kepada Karang Taruna”, ujarnya.
rn- Penulis :
- Gilang