
Pantau.com - Cuaca di Indonesia mengalami keadaan yang tidak normal atau anomali dalam beberapa waktu terakhir. Keadaan cuaca ekstrim terjadi di beberapa wilayah.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat alur cuaca, potensi gelombang tinggi dari yang dikumpulkan data global atau observasi lokal di berbagai tempat Indonesia mulai Mei 2018 menunjukkan ketinggian gelombang bisa mencapai 6 meter.
Baca juga: BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia, Catat Tanggalnya!
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan gelombang tinggi ada di sebelah barat Pulau Sumatra dan selatan Jawa sampai ke Nusa Tenggara Timur.
"Masih akan terus terjadi sampai Agustus, puncaknya Agustus-September. Oktober cokelat tua (area gelombang tinggi) mundur ke laut kembali. Tapi sisanya masih 4 meter," ujarnya dalam jumpa pers yang digelar di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/7/2018).
Ia menambahkan, fenomena bisa terjadi karena dipengaruhi fenomena global di sebelah timur di Samudera Hindia sebelah timur Madagaskar ada tekanan udara tingi.
Hal ini dikarenakan kecepatan angin yang tinggi di sekitar wilayah kejadian Mascarene high di Samudera Hindia (barat Australia). Sehingga tejadi aliran udara yang jabarannya berupa angin kecepatan tinggi dari arah timur Madagaskar.
"Angin kecepatan tinggi dari arah timur Madagaskar tetapi tertabrak dengan Benua Australia sehingga membelok menikung masuk ke arah selatan Indonesia. Kejadian di Afrika berpengaruh ke indonesia. Angin kecepatan tinggi mempengaruhi gelombang tinggi," imbuhnya.
Baca juga: Gelombang Tinggi, BMKG Imbau Nelayan Tak Melaut
Ditambah lagi, terjadinya swell/alun yang dibangkitkan oleh Mascarene high menjalar hingga wilayah Perairan Barat Sumatra, Selatan Jawa hingga Pulau Sumba. Kondisi tersebut juga berdampak pada peningkatan tinggi gelombang hingga berkisar 4-6 meter di perairan hingga Nusa Tenggara.
"Fenomena ini terjadi Mei sampai Oktober tadi Mascarene High, kalau yang ini (udara dingin) kan perkembangan terakhir tapi sejak dahulu terjadi matahari ada di bumi utara aliran udara angin dari kutub ke utara," imbuhnya.
Selain itu di pantai teluk ada bahaya rip current biasanya akan bertemu dua arus dari dua arah berbeda. Dua arus ini akan menimbulkan rip current sehingga menabrak teluk dan menimbulkan gelombang membalik ke laut.
"Arus ini mentok menabrak teluk dengan efek karambol baik ke laut sehingga kapal yang merapat ke teluk kalau terkena akan terseret ke laut," imbuhnya.
- Penulis :
- Adryan N