
Pantau.com - Partai Gerindra membantah keras pernyataan dokumen rahasia Amerika Serikat yang dirilis NSA yang mengungkap peran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada tragedi Mei 98. Prabowo disebut sebagai dalang di balik penghilangan paksa aktivis pada 1998.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad melalui keterangan persnya menyanggah keterlibatan ketua umumnya tersebut.
"Data tersebut sangat tidak akurat dan tidak benar, sumbernya juga hanya merujuk keterangan seorang pemimpin organisasi mahasiswa yang bersifat sangat asumtif," ucap Dasco, Rabu (25/7/2018).
Baca juga: Fahri Hamzah: Pertemuan SBY-Prabowo Bisa Ubah Koalisi Jokowi
Menurutnya kesaksian narasumber yang mengungkap kasus itu juga dinilainya hanya sebagai kesaksian fiktif belaka tanpa ada relevansinya sama sekali.
Kemudian, Dasco menuturkan, dokumen yang diungkap juga bukan merupakan dokumen hukum hanya berupa dokumen intelijen yang dirasa kurang teruji kapabilitasnya.
"Putusan pengadilan kasus Tim Mawar jelas sekali tidak ada nama Pak Prabowo," tegasnya.
Baca juga: Gerindra Gelar Rapat Internal di Hambalang Pasca Pertemuan SBY-Prabowo
Lebih lanjut, Ketua MKD di DPR RI itu pun menilai hal itu merupakan isu yang kemudian di daur ulang menjelang Pilpres 2019 digulirkan.
"Kami harap kita semua tidak ikut menggoreng isu tersebut, lebih baik kita konsentrasi bagaimana mengatasi situasi ekonomi yang sekarang semakin sulit," pungkasnya.
- Penulis :
- Adryan N