HOME  ⁄  Nasional

Hikmahanto Juwana: Perang Dunia III Gertak Volodymyr Zelensky Kepada Rivalnya

Oleh Desi Wahyuni
SHARE   :

Hikmahanto Juwana: Perang Dunia III Gertak Volodymyr Zelensky Kepada Rivalnya

Pantau.com - Perundingan antar kedua negara Ukraina dengan Rusia bakal menjadi penentu nasib perang ke depan. Belum lama ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Perang Dunia III sudah dimulai.

Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, Zelensky hanya menggertak rivalnya Presiden Rusia Vladimir Putin.

"ya belumlah, kan senjata nuklir masih belum digunakan. Ini hanya bagian dari menggertak atau nantangin lawannya aja, untuk konsumsi publik," ujarnya saat dihubungi Pantau.com Senin, 21 Maret 2022. 

Sebelumnya Zelensky mengatakan Perang Dunia III (World War 3) sudah ada di depan mata.

"Jika upaya ini gagal (perundingan damai), itu berarti ini adalah Perang Dunia III," katanya kepada media CNN International

"Sesungguhnya tak ada yang tahu. Mungkin ini sudah terjadi. Dan, apa kemungkinannya jika Ukraina jatuh, mungkin saja Ukraina jatuh," 

tambah Zelenskyy merujuk ke Perang Dunia III saat ditanya pembawa acara "NBC Nightly News" Lester Holt.

Sebaliknya, Menurut Rektor Universitas A. Yani ini  Indonesia dapat mengusulkan agar NATO dan Amerika Serikat (AS) membuat pernyataan bahwa Ukraina tidak akan pernah diterima sebagai anggota NATO. Dan NATO tidak akan melakukan ekspansi ke negara-negara bekas Uni Soviet.

"Pernyataan NATO untuk tidak akan pernah menerima Ukraina sebagai anggota didasarkan pada penilaian NATO agar Ukraina menjadi negara yang netral,” lanjutnya.

Hal itu perlu dilakukan mengingat tujuan utama Rusia melakukan serangan adalah kekhawatiran Ukraina bergabung dengan NATO. Hikmahanto mengatakan, Rusia merasa terancam dengan keberadaan NATO yang akan menjadi garda terdepan bila Ukraina diterima sebagai anggota NATO.

Oleh karenanya, serangan Rusia yang digencar sejak 24 Februari 2022 bertujuan untuk memburu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan memberikan pelajaran bagi rakyat Ukraina agar menghentikan ambisi bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

Penulis :
Desi Wahyuni

Terpopuler