
Pantau.com - Meski kondisi hujan tidak menyurutkan anggota TNI-Polri, Satpol PP dan warga untuk menyelesaikan pembuatan tanggul darurat dengan karung tanah di Kota Pekalongan Jawa Tengah.
Mereka kompak membuat tanggul darurat di Sungai Meduri untuk mengantisipasi gelombang tinggi atau banjir rob susulan.
Pantauan detikJateng, warga dengan semangat nampak tengah mengemas tanah ke dalam karung-karung, sedangkan petugas gabungan membawa karung ke lokasi titik di mana tanggul yang belum tertutup sand bag. Karung yang berisi tanah tersebut disusun di sepajang tanggul yang jebol.
Komandan Rayon Militer (Danramil) Pekalongan Barat, Kapten Abdul Mutholib, menjelaskan saat ini pengerjaan tanggul darurat menyisakan peninggian tanggul memanjang sekitar 30 meter. Diperkirakan hari ini selesai.
"Sejak pagi ini kita masih mengejar karena masih ada sekitar 30 meter, berusaha kita tutup lagi. Kita TNI, Polri, Satpol PP dan masyarakat sekitar dengan tujuan nantinya, tanggul ini bisa tertutup," kata Abdul ditemui detikJateng di lokasi pengerjaan tanggul, Kamis (26/5/2022).
Pihaknya berharap aliran dengan secepatnya tertutup, tanggul bisa mengantisipasi adanya luapan Sungai Meduri ke permukiman warga.
"Jika tanggul yang jebol sepanjang 100 meter ini bisa ditutup, maka fungsi stasiun pompa akan lebih maksimal, menyedot air banjir ke sungai," ucapnya.
"Ya harapan kita banjir akan cepat surut, sehingga warga bisa kembali ke rumah masing-masing," imbuhnya.
Penambalan Tanggul Jebol di Tanjung Emas Masih Terus Dilakukan
Sementara itu, suasana di salah satu lokasi pengungsian yakni di Aula Kelurahan Tirto, nampak didominasi oleh wanita, lansia dan anak-anak. Kondisi permukiman hari ini masih tergenang meski sedikit ada penurunan air. Warga pun memilih bertahan di pengungsian.
"Apalagi ditambah hujan seperti saat ini. Air bisa bertambah. Kalau tadi pagi memang kata suami, air sedikit surut, masih di atas lutut. Tidak tahu jika hujan seperti saat ini," kata salah satu pengungsi, Aminah (48).
Mereka kompak membuat tanggul darurat di Sungai Meduri untuk mengantisipasi gelombang tinggi atau banjir rob susulan.
Pantauan detikJateng, warga dengan semangat nampak tengah mengemas tanah ke dalam karung-karung, sedangkan petugas gabungan membawa karung ke lokasi titik di mana tanggul yang belum tertutup sand bag. Karung yang berisi tanah tersebut disusun di sepajang tanggul yang jebol.
Komandan Rayon Militer (Danramil) Pekalongan Barat, Kapten Abdul Mutholib, menjelaskan saat ini pengerjaan tanggul darurat menyisakan peninggian tanggul memanjang sekitar 30 meter. Diperkirakan hari ini selesai.
"Sejak pagi ini kita masih mengejar karena masih ada sekitar 30 meter, berusaha kita tutup lagi. Kita TNI, Polri, Satpol PP dan masyarakat sekitar dengan tujuan nantinya, tanggul ini bisa tertutup," kata Abdul ditemui detikJateng di lokasi pengerjaan tanggul, Kamis (26/5/2022).
Pihaknya berharap aliran dengan secepatnya tertutup, tanggul bisa mengantisipasi adanya luapan Sungai Meduri ke permukiman warga.
"Jika tanggul yang jebol sepanjang 100 meter ini bisa ditutup, maka fungsi stasiun pompa akan lebih maksimal, menyedot air banjir ke sungai," ucapnya.
"Ya harapan kita banjir akan cepat surut, sehingga warga bisa kembali ke rumah masing-masing," imbuhnya.
Penambalan Tanggul Jebol di Tanjung Emas Masih Terus Dilakukan
Sementara itu, suasana di salah satu lokasi pengungsian yakni di Aula Kelurahan Tirto, nampak didominasi oleh wanita, lansia dan anak-anak. Kondisi permukiman hari ini masih tergenang meski sedikit ada penurunan air. Warga pun memilih bertahan di pengungsian.
"Apalagi ditambah hujan seperti saat ini. Air bisa bertambah. Kalau tadi pagi memang kata suami, air sedikit surut, masih di atas lutut. Tidak tahu jika hujan seperti saat ini," kata salah satu pengungsi, Aminah (48).
- Penulis :
- Desi Wahyuni