
Pantau - Kopda Muslimin diduga sudah empat kali melakukan rencana pembunuhan terhadap istrinya Rina Wulandari. Ironisnya Kopda Muslimin dalang pembunuhan kasus ini malah tewas dengan dugaan aksi bunuh diri.
Usaha Kopda Muslimin untuk membunuh istrinya terungkap dari hasil pengungkapan tim gabungan Polri dan TNI.
Fakta itu menyebutkan Kopda Muslimin beberapa kali menyewa pelaku untuk membunuh istrinya. Caranya dengan memberi racun, santet hingga percobaan pencurian hingga melakukan penembakan.
Polisi Tangkap Empat Pelaku
Sebelumnya, polisi meringkus empat anggota kelompok pembunuh bayaran yang ditugaskan untuk menghabisi Rina Wulandari, istri anggota TNI di Semarang pada 18 Juli 2022.
Keempat pelaku tersebut masing-masing S alias Babi yang merupakan eksekutor penembakan, P bertugas sebagai pengendara sepeda motor Kawasaki Ninja, kemudian S dan AS alias Gondrong berperan sebagai pengawas saat aksi penembakan dilakukan.
Penembakan terjadi sekitar pukul 12.00 WIB tanggal 18 Juli 2022 lalu ketika korban pulang bersama anaknya mengendarai motor. Di depan rumah korban di Jalan Cemara 3, Banyumanik, Kota Semarang, korban ditembak dua kali. Pelaku langsung kabur.
"Awalnya disuruh (Kopda Muslimin) pakai senpi, kalau bisa pakai senpi biar cepet," ujar AS alias Gondrong, salah seorang tersangka penembakan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Percobaan Pembunuhan Gagal, Rina Masih Hidup
Istri Kopda Muslimin terluka di bagian perut kemudian dibawa ke rumah sakit. Putrinya tidak terluka dan saat ini dalam pendampingan oleh berbagai pihak.
Pendampingan dilakukan terhadap tiga anak korban dan juga istri Kopda Muslimin. Saat ini kondisi Rina sudah membaik dan tengah menjalani operasi yang kedua kalinya.
Percobaan pembunuhan Rina Wulandari, bermula dari curahan hati (curhat) sang suami, Kopda Muslimin, kepada anggota komplotan pembunuh bayaran yang akhirnya disewa jasanya. Ia mengaku istrinya sering ngomel.
“Ketemu Bang Mus (Kopda Muslimin, red) di rumahnya. Cerita keadaan keluarga, tidak kuat dikekang istrinya,” katanya lagi.
Menurut dia, Muslimin meminta agar istrinya dihabisi. AS alias Gondrong mengaku sempat mengusulkan agar istri Kopda Muslimin diracun dengan bunga kecubung sebagai bentuk memberi pelajaran.
Termasuk, kata dia, permintaan Kopda Muslimin untuk mencarikan senjata api. Adapun upah yang diberikan Kopda Muslimin kepada mereka sebesar Rp120 juta karena target (istri) tidak tewas.
“Dijanjikan Rp200 juta ditambah sebuah mobil kalau berhasil (membunuh korban). Waktu itu dia (Kopda Muslimin) langsung ngomong 200, 100 juta di awal. Setelah eksekusi dikasih 120,” kata Gondrong.
Kopda Muslimin membayar Rp 120 juta kepada empat pelaku penembakan istrinya. Ia melakukan transaksi saat sedang menemani istrinya yang dirawat di rumah sakit setelah ditembak.
"Korban dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, suami korban melakukan peneleponan kepada eksekutor dengan dilakukan untuk memperoleh transaksi uang hasil pelaksanaan kegiatan. Kemudian suami korban keluar di minimarket 300 meter dari rumah sakit, diberikan uang Rp 120 juta sebagai kompensasi," jelas Luthfi.
Kopda Muslimin Buron
Menurut kepolisian, pelaku sempat buron setelah kasus penembakan. Kopda Muslimin merekayasa seolah-olah ada perampokan di rumahnya.
Kapolda Jateng Irjen Pol. Ahmad Lutfi mengatakan, jadi sebelumnya itu satu bulan yang lalu memerintahkan Babi untuk meracun istri Kopda Muslimin.
"Kemudian menyuruh berpura-pura mencuri hingga menyantetnya," kata Ahmad Lutfi dalam konferensi pers.
Kopda Muslimin Diduga Bunuh Diri
Kopda M alias Muslimin tewas di rumah ibunya dengan kondisi muntah-muntah sebelum meninggal dunia, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7/2022).
Berdasarkan informasi dari tim Pantau.com pada Kamis (28/7/2022) ditemukan mayat laki-laki yang diduga kuat itu merupakan Kopda Muslimin. Dugaan kuat, dikabarkan Kopda M tewas lantaran bunuh diri.
“Berdasarkan informasi dari Ibu Rusiah (Ibu Kandung Kopda Muslimin) bahwa tadi pagi pukul 06.30 WIB pulang Ke rumah di Kelurahan Trompo Gang Adem Ayem Kec Kendal Kab Kendal,” kata Kabid Humas Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, Kamis (28/7/2022).
“Kemudian Kopda Muslimin diketahui muntah-muntah lalu meninggal dunia,” ujarnya.
Usaha Kopda Muslimin untuk membunuh istrinya terungkap dari hasil pengungkapan tim gabungan Polri dan TNI.
Fakta itu menyebutkan Kopda Muslimin beberapa kali menyewa pelaku untuk membunuh istrinya. Caranya dengan memberi racun, santet hingga percobaan pencurian hingga melakukan penembakan.
Polisi Tangkap Empat Pelaku
Sebelumnya, polisi meringkus empat anggota kelompok pembunuh bayaran yang ditugaskan untuk menghabisi Rina Wulandari, istri anggota TNI di Semarang pada 18 Juli 2022.
Keempat pelaku tersebut masing-masing S alias Babi yang merupakan eksekutor penembakan, P bertugas sebagai pengendara sepeda motor Kawasaki Ninja, kemudian S dan AS alias Gondrong berperan sebagai pengawas saat aksi penembakan dilakukan.
Penembakan terjadi sekitar pukul 12.00 WIB tanggal 18 Juli 2022 lalu ketika korban pulang bersama anaknya mengendarai motor. Di depan rumah korban di Jalan Cemara 3, Banyumanik, Kota Semarang, korban ditembak dua kali. Pelaku langsung kabur.
"Awalnya disuruh (Kopda Muslimin) pakai senpi, kalau bisa pakai senpi biar cepet," ujar AS alias Gondrong, salah seorang tersangka penembakan di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Percobaan Pembunuhan Gagal, Rina Masih Hidup
Istri Kopda Muslimin terluka di bagian perut kemudian dibawa ke rumah sakit. Putrinya tidak terluka dan saat ini dalam pendampingan oleh berbagai pihak.
Pendampingan dilakukan terhadap tiga anak korban dan juga istri Kopda Muslimin. Saat ini kondisi Rina sudah membaik dan tengah menjalani operasi yang kedua kalinya.
Percobaan pembunuhan Rina Wulandari, bermula dari curahan hati (curhat) sang suami, Kopda Muslimin, kepada anggota komplotan pembunuh bayaran yang akhirnya disewa jasanya. Ia mengaku istrinya sering ngomel.
“Ketemu Bang Mus (Kopda Muslimin, red) di rumahnya. Cerita keadaan keluarga, tidak kuat dikekang istrinya,” katanya lagi.
Menurut dia, Muslimin meminta agar istrinya dihabisi. AS alias Gondrong mengaku sempat mengusulkan agar istri Kopda Muslimin diracun dengan bunga kecubung sebagai bentuk memberi pelajaran.
Termasuk, kata dia, permintaan Kopda Muslimin untuk mencarikan senjata api. Adapun upah yang diberikan Kopda Muslimin kepada mereka sebesar Rp120 juta karena target (istri) tidak tewas.
“Dijanjikan Rp200 juta ditambah sebuah mobil kalau berhasil (membunuh korban). Waktu itu dia (Kopda Muslimin) langsung ngomong 200, 100 juta di awal. Setelah eksekusi dikasih 120,” kata Gondrong.
Kopda Muslimin membayar Rp 120 juta kepada empat pelaku penembakan istrinya. Ia melakukan transaksi saat sedang menemani istrinya yang dirawat di rumah sakit setelah ditembak.
"Korban dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, suami korban melakukan peneleponan kepada eksekutor dengan dilakukan untuk memperoleh transaksi uang hasil pelaksanaan kegiatan. Kemudian suami korban keluar di minimarket 300 meter dari rumah sakit, diberikan uang Rp 120 juta sebagai kompensasi," jelas Luthfi.
Kopda Muslimin Buron
Menurut kepolisian, pelaku sempat buron setelah kasus penembakan. Kopda Muslimin merekayasa seolah-olah ada perampokan di rumahnya.
Kapolda Jateng Irjen Pol. Ahmad Lutfi mengatakan, jadi sebelumnya itu satu bulan yang lalu memerintahkan Babi untuk meracun istri Kopda Muslimin.
"Kemudian menyuruh berpura-pura mencuri hingga menyantetnya," kata Ahmad Lutfi dalam konferensi pers.
Kopda Muslimin Diduga Bunuh Diri
Kopda M alias Muslimin tewas di rumah ibunya dengan kondisi muntah-muntah sebelum meninggal dunia, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7/2022).
Berdasarkan informasi dari tim Pantau.com pada Kamis (28/7/2022) ditemukan mayat laki-laki yang diduga kuat itu merupakan Kopda Muslimin. Dugaan kuat, dikabarkan Kopda M tewas lantaran bunuh diri.
“Berdasarkan informasi dari Ibu Rusiah (Ibu Kandung Kopda Muslimin) bahwa tadi pagi pukul 06.30 WIB pulang Ke rumah di Kelurahan Trompo Gang Adem Ayem Kec Kendal Kab Kendal,” kata Kabid Humas Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, Kamis (28/7/2022).
“Kemudian Kopda Muslimin diketahui muntah-muntah lalu meninggal dunia,” ujarnya.
- Penulis :
- Desi Wahyuni