Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Fahri Hamzah: Cawapres Itu Hanya Embel-embel, Enggak Ada Gunanya!

Oleh Dera Endah Nirani
SHARE   :

Fahri Hamzah: Cawapres Itu Hanya Embel-embel, Enggak Ada Gunanya!

Pantau.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah kembali melontarkan kritik terkait dengan dinamika politik Pilpres 2019.

Fahri mengatakan, dinamika yang terjadi saat ini jangan hanya terfokus kepada siapa yang akan menjadi cawapres dari Joko Widodo ataupun Prabowo Subianto, ia menilai cawapres hanya embel-embel saja.

"Yang masalahnya bukan cawapresnya, capresnya harus ada yang greget lah, perlu orang tahu cawapres itu embel-embel, cawapres itu adalah ban serep. cawapres itu pembantu presiden, kalo enggak dikasih kewenangan sama presiden dia enggak ada apa-apa," ketus Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/8/2018).

Baca juga: 'Jokowi dan Prabowo Kurang Percaya Diri Bertarung'

Fahri menegaskan, menurutnya saat ini masyarakat jangan ikut terbawa suasana politik karena capres sedang bingung mencari-cari cawapresnya. Menurutnya, publik harus fokus saja menilai figur capresnya.

"Enggak ada itu namanya kepwapres, adanya keppres, jadi wapres itu embel-embel, saya enggak tahu kenapa rame banget itu orang. Wapres itu enggak ada gunanya, makanya kita jangan tertipu dengan wapresnya, yang kita lihat presidennya," tegasnya.

Ia pun menilai, sosok Jusuf Kalla yang sudah dua kali menjabat wakil presiden itu dinilainya hanya menjadi ekor dari kepala negaranya.

"Ya mohon maaf kayak Pak JK, dalam 5 tahun ini kan cuma dijadiin embel-embel aja. Enggak ada itu yang dia bisa eksekusi, presidennya kemana dia kemana," ungkapnya.

Baca juga: ACTA Deklarasi Dukung Ustaz Somad Jadi Cawapres Prabowo

Untuk itu, ia mengharapkan calon presiden yang akan bertarung di Pilpres 2019 harus mempunyai gairah yang lebih dari yang sudah ada sebelumnya. Sampai dengan saat ini, ia melihat belum ada satu pun sosok capres yang dinilainya punya nilai plus memimpin negara.

"Belum ada yang sangat greget lah, masih. Jadi ditinjau berbagai besarnya persoalan kita itu belum ada yang berbicara kuat untuk menentukan arah kita yang benar. Harusnya kita tagih orang itu suruh bicara dari sekarang apa idenya," pungkasnya.

Penulis :
Dera Endah Nirani