
Pantau - Modus pelaku pelecehan seksual 35 siswi di salah satu SMP di Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, adalah seleksi kegiatan OSIS.
Parahnya lagi, pelaku berinisial AM (33) merupakan guru agama di sekolah tersebut. Direskrimum Polda Jateng, Kombes Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, dari jumlah 35 tersebut sebanyak 10 siswi diperkosa oleh pelaku.
Direskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, pelaku memanfaatkan jabatan sebagai pembina OSIS untuk melakukan aksi terhadap siswi di sekolahnya.
"Tiga tempat tersebut digunakan tersangka untuk melakukan pencabulan dan pemerkosaan kepada para korban," jelasnya saat gelar perkara di Mapolda Jateng, Rabu (7/9/2022).
Modusnya, pelaku melakukan tes kedewasaan dan tes kejujuran bagi siswi yang ingin mengikuti kegiatan OSIS. Aksi bejat pelaku sudah dilakukan sejak tahun 2020.
"Korban juga bermacam-macam mulai dari kelas 7, 8 dan 9," imbuhnya.
Bahkan ada beberapa korban dicabuli dan disetubuhi berulang kali. Tragisnya AM begitu niat melakukan aksi bejat itu dilakukan di lingkungan sekolah.
Pelaku mengaku melakukan aksi bejatnya di tiga tempat yaitu ruang OSIS, gudang mushola dan kelas. Bahkan, tersangka terakhir kali melakukan pencabulàn pada hari kemerdekaan 17 Agustus lalu.
"Terakhir tersangka melakukan perbuatan asusila tersebut setelah upacara 17 Agustus 2022," jelasnya.
Parahnya lagi, pelaku berinisial AM (33) merupakan guru agama di sekolah tersebut. Direskrimum Polda Jateng, Kombes Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, dari jumlah 35 tersebut sebanyak 10 siswi diperkosa oleh pelaku.
Direskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, pelaku memanfaatkan jabatan sebagai pembina OSIS untuk melakukan aksi terhadap siswi di sekolahnya.
"Tiga tempat tersebut digunakan tersangka untuk melakukan pencabulan dan pemerkosaan kepada para korban," jelasnya saat gelar perkara di Mapolda Jateng, Rabu (7/9/2022).
Modusnya, pelaku melakukan tes kedewasaan dan tes kejujuran bagi siswi yang ingin mengikuti kegiatan OSIS. Aksi bejat pelaku sudah dilakukan sejak tahun 2020.
"Korban juga bermacam-macam mulai dari kelas 7, 8 dan 9," imbuhnya.
Bahkan ada beberapa korban dicabuli dan disetubuhi berulang kali. Tragisnya AM begitu niat melakukan aksi bejat itu dilakukan di lingkungan sekolah.
Pelaku mengaku melakukan aksi bejatnya di tiga tempat yaitu ruang OSIS, gudang mushola dan kelas. Bahkan, tersangka terakhir kali melakukan pencabulàn pada hari kemerdekaan 17 Agustus lalu.
"Terakhir tersangka melakukan perbuatan asusila tersebut setelah upacara 17 Agustus 2022," jelasnya.
- Penulis :
- Desi Wahyuni