
Pantau - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, tren kematian Covid-19 kembali meningkat dalam sepekan terakhir. Tiga varian menjadi pemicu perkembangan kasus Covid-19 di tanah air.
Budi menyebutkan, tiga subvarian Omicron menjadi pemicu meningkatnya kasus Covid-19, antara lain BA.4, BA.5, serta XBB yang belakangan marak, bahkan tren kematiannya lebih tinggi dari dua subvarian sebelumnya.
"Jadi kerangkai kematian ini kan memang disebabkan oleh 3 subvarian baru, variannya masih Omicron BA2.75, omicron XBB dan BQ.1. Kalau kita lihat pola penularan mereka di luar negeri yang paling dekat di Singapura, mereka naiknya lebih cepat, kasus transmisinya," kata Menkes, Selasa (8/11/2022).
"Dan fatality-nya juga lebih cepat dari BA.4 dan BA.5, tapi lebih rendah dari BA 1 dan BA 2," sebutnya.
Baca juga: Kemenkes Perbarui Mekanisme Pengambilan Obat Gratis Pasien isoman Positif Covid-19
Menkes tidak menyebutkan angka pasti peningkatan kasus kematian subvarian XBB ini. Menkes mengatakan, prediksi kasus Covid-19 akibat ketiga subvarian Omicron itu bisa melampaui angka kasus harian puncak Omicron BA.4 dan BA.5
"Jadi contohnya kalau yang BA.1 sama BA.2, kita kan sampai 60 ribu per hari, kalau yang BA.4 BA.5 kita hanya 20 ribu per hari. Jadi kira-kira naiknya harusnya, kalau ini di Singapura ya, lebih tinggi dari BA 4 BA 5," lanjut Menkes.
Menurut Menkes, puncak subvarian Omicron XBB setidaknya akan tercapai di enam pekan ke depan, berdasarkan pengamatan transmisi kasus Covid-19 di Singapura.
Baca juga: Kasus Covid-19 Indonesia Meningkat, Menko PMK Minta Protokol Kesehatan Diperkuat Lagi
Kabar baiknya, masa puncak diprediksi tak berlangsung lama sehingga angka kasus COVID-19 bisa kembali ditekan jauh lebih rendah.
"Kalau dilihat dari Singapura ya dalam 1,5 bulan sudah sampai puncak dan sudah turun," kata dia.
Budi menyebutkan, tiga subvarian Omicron menjadi pemicu meningkatnya kasus Covid-19, antara lain BA.4, BA.5, serta XBB yang belakangan marak, bahkan tren kematiannya lebih tinggi dari dua subvarian sebelumnya.
"Jadi kerangkai kematian ini kan memang disebabkan oleh 3 subvarian baru, variannya masih Omicron BA2.75, omicron XBB dan BQ.1. Kalau kita lihat pola penularan mereka di luar negeri yang paling dekat di Singapura, mereka naiknya lebih cepat, kasus transmisinya," kata Menkes, Selasa (8/11/2022).
"Dan fatality-nya juga lebih cepat dari BA.4 dan BA.5, tapi lebih rendah dari BA 1 dan BA 2," sebutnya.
Baca juga: Kemenkes Perbarui Mekanisme Pengambilan Obat Gratis Pasien isoman Positif Covid-19
Menkes tidak menyebutkan angka pasti peningkatan kasus kematian subvarian XBB ini. Menkes mengatakan, prediksi kasus Covid-19 akibat ketiga subvarian Omicron itu bisa melampaui angka kasus harian puncak Omicron BA.4 dan BA.5
"Jadi contohnya kalau yang BA.1 sama BA.2, kita kan sampai 60 ribu per hari, kalau yang BA.4 BA.5 kita hanya 20 ribu per hari. Jadi kira-kira naiknya harusnya, kalau ini di Singapura ya, lebih tinggi dari BA 4 BA 5," lanjut Menkes.
Menurut Menkes, puncak subvarian Omicron XBB setidaknya akan tercapai di enam pekan ke depan, berdasarkan pengamatan transmisi kasus Covid-19 di Singapura.
Baca juga: Kasus Covid-19 Indonesia Meningkat, Menko PMK Minta Protokol Kesehatan Diperkuat Lagi
Kabar baiknya, masa puncak diprediksi tak berlangsung lama sehingga angka kasus COVID-19 bisa kembali ditekan jauh lebih rendah.
"Kalau dilihat dari Singapura ya dalam 1,5 bulan sudah sampai puncak dan sudah turun," kata dia.
- Penulis :
- khaliedmalvino