Pantau - Anggota Komisi I DPR RI, Tubagus (TB) Hasanuddin menyoroti kedisiplinan prajurit jelang fit and proper test terhadap Laksamana Yudo Margono sebagai calon Panglima TNI.
Ia menyebut, kedisiplinan prajurit terus menurun dalam lima tahun terakhir. Di antaranya, sejumlah kasus pidana yang melibatkan para prajurit bahkan hingga pangkat kolonel.
"Contohnya apa? Perkelahian makin tinggi. Kedua, pembunuhan dilakukan seorang kolonel, itu perlu mendapatkan porsi perhatian yang cukup," kata Hasan, Jumat (2/12/2022).
Selain itu, Hasan mengaku fraksinya juga akan menyoroti soal netralitas prajurit, apalagi di masa tahapan pemilu hingga 2024 mendatang.
"Kami menginginkan agar prajurit TNI tetap netral dan tidak terlibat politik praktis,"terangnya.
Kemudian, lanjut Hasan, isu yang akan mereka angkat soal Minimum Essential Force (kekuatan pokok minimum), modernisasi alutsista, dan kesejahteraan prajurit.
"Mungkin nanti pertanyaan-pertanyaan masalah-masalah ada sengketa tanah apa dan sebagainya, mungkin itu bisa menjadi bahan pertanyaan," katanya.
Hasan menyebut, fit and proper test terhadap Yudo akan dimulai sekitar pukul 13.00 WIB di ruang rapat Komisi I yang dimulai dengan verifikasi data pribadi.
Proses uji kelayakan akan dilanjutkan dengan paparan Yudo selama 30 menit, dilanjutkan dengan pertanyaan dari para anggota Komisi I.
Setelah itu, barulah setiap anggota akan diberi waktu untuk memberikan pertanyaan dan harus dijawab Yudo.
"Kita serahkan ke masing-masing fraksi mau bertanya apa berdasarkan pengalaman ada beberapa yang menjadi substansi," tutupnya.
Ia menyebut, kedisiplinan prajurit terus menurun dalam lima tahun terakhir. Di antaranya, sejumlah kasus pidana yang melibatkan para prajurit bahkan hingga pangkat kolonel.
"Contohnya apa? Perkelahian makin tinggi. Kedua, pembunuhan dilakukan seorang kolonel, itu perlu mendapatkan porsi perhatian yang cukup," kata Hasan, Jumat (2/12/2022).
Selain itu, Hasan mengaku fraksinya juga akan menyoroti soal netralitas prajurit, apalagi di masa tahapan pemilu hingga 2024 mendatang.
"Kami menginginkan agar prajurit TNI tetap netral dan tidak terlibat politik praktis,"terangnya.
Kemudian, lanjut Hasan, isu yang akan mereka angkat soal Minimum Essential Force (kekuatan pokok minimum), modernisasi alutsista, dan kesejahteraan prajurit.
"Mungkin nanti pertanyaan-pertanyaan masalah-masalah ada sengketa tanah apa dan sebagainya, mungkin itu bisa menjadi bahan pertanyaan," katanya.
Hasan menyebut, fit and proper test terhadap Yudo akan dimulai sekitar pukul 13.00 WIB di ruang rapat Komisi I yang dimulai dengan verifikasi data pribadi.
Proses uji kelayakan akan dilanjutkan dengan paparan Yudo selama 30 menit, dilanjutkan dengan pertanyaan dari para anggota Komisi I.
Setelah itu, barulah setiap anggota akan diberi waktu untuk memberikan pertanyaan dan harus dijawab Yudo.
"Kita serahkan ke masing-masing fraksi mau bertanya apa berdasarkan pengalaman ada beberapa yang menjadi substansi," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
