HOME  ⁄  Nasional

Pengakuan Eks Co-pilot Susi Air Terbang di Papua

Oleh Firdha Rizki Amalia
SHARE   :

Pengakuan Eks Co-pilot Susi Air Terbang di Papua
Pantau - Seorang mantan co-pilot maskapai Susi Air, Jojo, bukan nama asli, menceritakan pengalamannya selama terbang di Papua. Ia pernah mendapat rute penerbangan ke Meruke, Kenyam, Wamena, dan Timika.

Jojo yang bekerja pada Susi Air pada tahun 2018 hingga 2021 itu mengaku tidak pernah mengalami kekerasan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Ia juga menyebut tiap akan terbang ke Nduga pun akan mengecek terlebih dahulu.

"Belum ada juga tuh setahu saya (aksi KKB terhadap pesawat dan pilot). Waktu saya ke Nduga itu kita cek dulu penerbangan misalnya mau terbang dari Mimika ke Papua," ujar Jojo kepada Pantau.com, Rabu (8/2/2023).

Namun, ia pernah mendengar adanya penembakan walaupun saat itu tidak ada korban jiwa. Menurutnya aksi penembakan itu tetap menyeramkan.

"Saat itu kadang suka ada penembakan, walaupun penembakan itu tidak ada korban, tapi ya serem juga," katanya.

Ia mengaku kalau untuk kondisi sekarang seperti apa ia tidak mengetahuinya. Tapi berdasarkan pengalamannya selama bekerja di Susi Air dan mendapat rute penerbangan ke Papua yang paling menyeramkan adalah ke Kenyam (distrik di Kabupaten Nduga).

"Pengalaman saya paling seram sebenarnya daerah Kenyam. Pernah ada kejadian-kejadian pilot tertembak itu bermasalah tapi saya selama di sana enggak pernah ada yang aneh-aneh," kata Jojo.

Jojo juga mengatakan hubungan dengan warga lokal pun baik. Semisal ada warga setempat yang meminta rokok sebisa mungkin, diberikan karena hal itu agar ke depannya bisa aman berada di sana.

"Misalnya kita terbang ke daerah juga itu ada orang yang pegunungan sana 'Bapak pilot saya mau pesan rokok' kita sebagai pilot kadang kita itu mau membantu gimana gitu. Seperti pilot nanti balik sini minta rokok nanti dia kasih kadang kita sebagai pilotnya kalau udah minta begitu kalau masih bisa diturutin turutin aja, supaya kita aman juga enak gitu. Karena kan kita bolak-balik ke sana," jelasnya.

Sementara, katanya, masyarakat Nduga sendiri sebetulnya sangat senang dan merasa terbantu dengan adanya penerbangan ke daerah mereka.

"Mereka enggak pernah mengancam. Mungkin karena kita berusaha mengajak ngobrol mereka juga kalau saya datang 'bapak pilot selamat datang', mereka senang mereka sangat terbantu atas transportasi udara ini," kata Jojo.

Walau menurut Jojo, masyarakat di sana sangat senang dan terbantu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengklaim telah melarang penggunaan landasan di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua, karena lokasinya yang rawan.

"Kalau untuk itu (larangan terbang) saya kurang tahu ini kan penerbangan kita perintis ya, jadi ada bantuan dari pemerintah sehingga harga tiketnya tidak terlalu mahal," katanya.

"Ini setiap tahun, ini rute yang diberikan juga oleh pemerintah, enggak bisa asal-asalan itu yang saya tahu sih. Kita kayak tender menang tender," imbuh Jojo.

Mengenai peristiwa pilot Susi Air yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Jojo berharap kapten pilot itu segera ditemukan.

"Walaupun saya tidak kenal saya kepengennya juga segera ditemukan kaptennya dan karena dulu jujur aja saya nggak pernah ada masalah di sana sama Susi air juga. Pesawat dibakar Semoga nggak ada yang kenapa-kenapa lah Semoga bisa selamat," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, KKB pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat jenis Pilatus Porter milik Susi Air yang dikemudikan Philip Merthens asal Selandia Baru dengan membawa lima orang penumpang, termasuk seorang bayi.

Tindakan pembakaran itu dilakukan sejumlah anggota KKB di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (7/2) pagi sekitar pukul 06.35 WIT. Mereka juga menyandera pilot dan para penumpangnya. Hingga saat ini baru penumpang yang berhasil dievakuasi.
Penulis :
Firdha Rizki Amalia

Terpopuler