
Pantau.com - Peneliti Politik Lembaga Pengetahuan Ilmu Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai pemilih generasi milenial memiliki selera politik yang berbeda dari pemilih generasi-generasi lainnya. Menurutnya, generasi milenial akan memilih caleg atau capres-cawapres yang lebih rasional dan friendly.
“Sepengetahuan saya, milenial punya taste politik yang berbeda. Mereka lebih rasional, konkrit dan menyukai sosok yang friendly, lugas, dan tegas. Mereka punya satu bayangan pemimpin, yang meyakinkan sesuai dengan keadaan mereka yang modern,” tutur Siti dalam diskusi Polmark Indonesia bertajuk 'Pemilu Dan Ancaman Retaknya Kerukunan Sosial' di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Agustus 2018.
Baca juga: PKB Soal Perpecahan Pilpres: Benar Ada atau Hanya Hantu Ketakutan Saja?
Sebaliknya, Siti melanjutkan, sosok pemimpin yang paling dibenci oleh pemilih milenial ialah pemimpin yang melakukan tindakan korupsi. Ia menilai, generasi milenial lebih tertarik dengan isu kemajuan ekonomi.
Sementara jika dibandingkan dengan generasi baby boomers (generasi umur 55 tahun ke atas), Siti menyebutkan, generasi tersebut lebih mengedepankan ideologi bangsa dalam menyalurkan suaranya.
"Yang mereka inginkan adalah bagaimana kemampuan sugesti. Tapi, yang membuat mereka benci adalah korupsi," ungkapnya.
Baca juga: PDIP Bantah Tudingan Jokowi Gunakan Alat Negara di Pilpres 2019
"Mereka mencari pemimpin yang mampu mengadirkan kemajuan ekonomi. Mereka tidak bisa dikendalikan oleh isu SARA karena mereka lebih melihat kemampuan seseorang," lanjutnya.
Di tempat yang sama, lembaga survei Polmark Indonesia memaparkan hasil olah data dalam rentang waktu Januari 2016 sampai Juni 2018. Dalam laporannya, generasi milenial yang berusia 19-35 tahun pada saat ini menempati jumlah pemilih terbanyak sebesar 15,80 persen untuk pemilih perempuan dan 15,68 untuk pemilih laki laki.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi