Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wow! Transaksi Mencurigakan Kemenkeu Bisa Beli Hampir 20.000 Unit Rubicon

Oleh renalyaarifin
SHARE   :

Wow! Transaksi Mencurigakan Kemenkeu Bisa Beli Hampir 20.000 Unit Rubicon
Pantau - Terungkap transkaki mencurigakan Kementerian Keuangan mencapai Rp300 triliun. Jumlah transaksi tersebut setara dengan setidaknya 18.800 unit mobil Jeep Rubicon terbaru.

Menko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan adanya temuan transaksi mencurigakan senilai Rp300 triliun di Kementerian Keuangan. Mahfud mengatakan transaksi ini berbeda dengan transaksi rekening eks pejabat pajak Rafael Alun sebesar Rp500 miliar.

“Saya juga sudah menyampaikan laporan lain di luar uang yang Rp500 miliar (berdasarkan temuan PPATK),” kata Mahfud MD, Rabu (8/3/2023).

“Laporan terbaru ada pergerakan mencurigakan sebesar Rp300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan, yang sebagian besar ada di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai,” tambahnya.

Transaksi mencurigakan Kemenkeu senilai Rp300 triliun. Jumlah tersebut setara dengan setidaknya 18.800 unit mobil Rubicon Wrangler terbaru senilai Rp 1,59 miliar.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan memeriksa 69 pegawai Direktorat Jenderal Pajak di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memiliki harta fantastis. Kemenkeu akan memanggil mereka semua dalam target dua pekan secara bergiliran.

Inspektur Jenderal Kemenkeu Awan Nurmawan Nuh mengungkapkan, kementerian sudah mulai memanggil para pegawai yang memiliki harta tidak wajar. Sebanyak 69 orang masuk dalam daftar pemilik harta tidak wajar.

“Mulai hari Senin kita lakukan pemanggilan untuk klarifikasi dan pemeriksaan. Kami rencanakan selesai dalam dua minggu ini,” ujar Awan saat di Gedung Radius Prawiro Kemenkeu, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2023).

Awan akan meminta mereka menjelaskan sumber harta tak wajar tersebut. Awan meyakini pemanggilan ini bagian dari penelaahan risiko.

“Kalau ada indikasi fraud tingkat risiko tinggi akan kita investigasi,” ujarnya.

Puluhan pegawai Kemenkeu itu diyakini mencurigakan pasca-pemeriksaan LHKPN masing-masing. Terutama pelaporan tahun 2020 dan 2021.
Penulis :
renalyaarifin