
Pantau - Anak Paryanto, salah satu korban, Slamet Tohari, alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang asal Banjarnegara, GE, mengaku ikhlas dengan apa yang menimpa bapaknya tersebut. Dia menyebutnya sebagai musibah.
"Saya juga pengennya hukumannya setimpal sama seperti apa yang pelaku lakukan ke ayah saya," kata GE, Kamis (6/4/2023).
GE menuturkan bapaknya mengenal Slamet lewat lewat Facebook sekitar bulan Juli 2022. Awalnya, dia mengira dukun tersebut adalah teman bisnis sang ayah.
"Ternyata setelah pertemuan dua kalinya ke sana ke Banjarnegara lagi, penggandaan uang," katanya.
Ia mengaku sudah 6 sampai 7 kali mengantar Paryanto menemui Slamet. Sampai kemudian peristiwa terakhir terjadi.
Sang ayah mengirim pesan suara ke kakaknya. Kemudian si kakak meneruskan ke dirinya.
"Di situ saya curiga karena ayah saya kondisinya seakan-akan terancam di hutan, saya langsung berangkat besoknya ke lokasi," katanya.
Slamet Tohari alias Mbah Slamet ditangkap aparat kepolisian. Hal itu menyusul laporan dari keluarga Paryanto.
Setelah melakukan penyelidikan, diketahui, Slamet membunuh 12 orang, dan dia kubur di ladangnya. Salah satu korban itu adalah Paryanto.
"Saya juga pengennya hukumannya setimpal sama seperti apa yang pelaku lakukan ke ayah saya," kata GE, Kamis (6/4/2023).
GE menuturkan bapaknya mengenal Slamet lewat lewat Facebook sekitar bulan Juli 2022. Awalnya, dia mengira dukun tersebut adalah teman bisnis sang ayah.
"Ternyata setelah pertemuan dua kalinya ke sana ke Banjarnegara lagi, penggandaan uang," katanya.
Ia mengaku sudah 6 sampai 7 kali mengantar Paryanto menemui Slamet. Sampai kemudian peristiwa terakhir terjadi.
Sang ayah mengirim pesan suara ke kakaknya. Kemudian si kakak meneruskan ke dirinya.
"Di situ saya curiga karena ayah saya kondisinya seakan-akan terancam di hutan, saya langsung berangkat besoknya ke lokasi," katanya.
Slamet Tohari alias Mbah Slamet ditangkap aparat kepolisian. Hal itu menyusul laporan dari keluarga Paryanto.
Setelah melakukan penyelidikan, diketahui, Slamet membunuh 12 orang, dan dia kubur di ladangnya. Salah satu korban itu adalah Paryanto.
- Penulis :
- Syahrul Ansyari