
Pantau – Ribuan jemaah haji RI sempat terlantar di Muzdalifah hingga mengalami kehausan karena suplai konsumsi terlambat. Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Mufti Anam meminta Kementerian Agama (Kemenag) evaluasi agar tidak terulang kembali kedepannya.
"Kami mendukung Kementerian Agama melakukan evaluasi untuk penyempurnaan pelayanan ke depan, agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. Termasuk kecepatan dan keefektifan dalam mengangkut jemaah di tengah situasi yang begitu padat," kata Mufti Anam dalam keterangannya, Rabu (28/6/2023).
Perlu diketahui, cuaca di Arab Saudi lebih 40 derajat Celcius. Hal itu yang membuat jemaah kehausan juga karena suplai konsumsi yang terhambat.
"Saat ini cuaca di sini memang sangat terik, berkisar 43-44 derajat Celcius. Tentu ini sangat berpengaruh ke kondisi jemaah. Perlu segera dilakukan penanganan, termasuk dari sisi kesehatan untuk mengembalikan kondisi tubuh jemaah," ujar Mufti.
Lebih lanjut, Mufti mengatakan per pukul 15.25 waktu Arab Saudi masih ada jemaah yang terlantar di lokasi. Dia sudah berkoordinasi dengan Kemenag dan akan segera ditangani.
"Sampai sekarang pukul 15.25 masih ada jamaah terlantar di Mudzalifah kloter Sub 16. KBIH Jabal Nur karena tidak ada bus juga tidak dapat makan dan minum. Puluhan pingsan dan sudah saya telepon dirjen PHU, lagi mau diatasin," ungkapnya.
Mufti menuturkan, dari informasi yang didapat dari para jemaah, banyak jemaah yang mengalami haus berlebihan. Tubuh jemaah juga lemas karena telatnya asupan makanan dan minuman.
"Proses rehidrasi harus segera dilakukan dengan meminum cairan, meminum air putih. Termasuk dengan cairan yang mengandung elektrolit baik untuk mengganti cairan yang hilang," ucap Mufti yang berlatar belakang dokter.
Mufti meminta tim medis menambah kekuatan untuk menangani kasus ribuan jemaah kehausan, lapar, dan kepanasan. Berbagai kesiapan harus dilakukan tim medis.
"Tim medis harus standby bersiap dengan kekuatan yang mungkin bisa ditambah, baik secara personil maupun alatnya. Pertolongan pertama harus dilakukan dengan baik, set infus dan sebagainya dijalankan dengan baik untuk meminimalisasi perburukan kondisi jemaah yang kehausan dan kepanasan," pungkasnya.
"Kami mendukung Kementerian Agama melakukan evaluasi untuk penyempurnaan pelayanan ke depan, agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. Termasuk kecepatan dan keefektifan dalam mengangkut jemaah di tengah situasi yang begitu padat," kata Mufti Anam dalam keterangannya, Rabu (28/6/2023).
Perlu diketahui, cuaca di Arab Saudi lebih 40 derajat Celcius. Hal itu yang membuat jemaah kehausan juga karena suplai konsumsi yang terhambat.
"Saat ini cuaca di sini memang sangat terik, berkisar 43-44 derajat Celcius. Tentu ini sangat berpengaruh ke kondisi jemaah. Perlu segera dilakukan penanganan, termasuk dari sisi kesehatan untuk mengembalikan kondisi tubuh jemaah," ujar Mufti.
Lebih lanjut, Mufti mengatakan per pukul 15.25 waktu Arab Saudi masih ada jemaah yang terlantar di lokasi. Dia sudah berkoordinasi dengan Kemenag dan akan segera ditangani.
"Sampai sekarang pukul 15.25 masih ada jamaah terlantar di Mudzalifah kloter Sub 16. KBIH Jabal Nur karena tidak ada bus juga tidak dapat makan dan minum. Puluhan pingsan dan sudah saya telepon dirjen PHU, lagi mau diatasin," ungkapnya.
Mufti menuturkan, dari informasi yang didapat dari para jemaah, banyak jemaah yang mengalami haus berlebihan. Tubuh jemaah juga lemas karena telatnya asupan makanan dan minuman.
"Proses rehidrasi harus segera dilakukan dengan meminum cairan, meminum air putih. Termasuk dengan cairan yang mengandung elektrolit baik untuk mengganti cairan yang hilang," ucap Mufti yang berlatar belakang dokter.
Mufti meminta tim medis menambah kekuatan untuk menangani kasus ribuan jemaah kehausan, lapar, dan kepanasan. Berbagai kesiapan harus dilakukan tim medis.
"Tim medis harus standby bersiap dengan kekuatan yang mungkin bisa ditambah, baik secara personil maupun alatnya. Pertolongan pertama harus dilakukan dengan baik, set infus dan sebagainya dijalankan dengan baik untuk meminimalisasi perburukan kondisi jemaah yang kehausan dan kepanasan," pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah