Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Cara Dua Paslon Capres-Cawapres Rebut Suara Millenial di Pilpres 2019

Oleh Adryan N
SHARE   :

Cara Dua Paslon Capres-Cawapres Rebut Suara Millenial di Pilpres 2019

Pantau.com - Generasi millenial diproyeksikan menyumbang 40 persen suara dalam Pilpres 2019 mendatang. Hal ini tentu mendorong para calon presiden dan wakil presiden berebut untuk mendapatkan suara millenial.

Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfarabie mengatakan salah satunya bermula dari dipilihnya Sandiaga Uno sebagai Bakal Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo, sosoknya dinilai pantas untuk mewakili suara millenial. Selain itu juga melakukan rebranding New Prabowo. 

Baca juga: Pengamat: Visi Misi Paslon di Pilpres Harus Dituangkan dalam Program

Ditambah lagi dari kubu Jokowi dan Ma'ruf yang mengangkat Erick Thohir sebagai ketua tim sukses sebagai simbol pengusaha muda yang menjadi cerminan millenial. 

"Kalau Pak Jokowi-Ma'ruf mengangkat Erick Thohir sebagai simbol millenial, Di kubu Sandi mengusung New Prabowo yang dianggap tidak millenial, selain itu merebut suara pemilih yang di pilpres sebelumnya enggan memilih Prabowo," ungkapnya.

Pakar branding millenial, Yuswohady menambahkan upaya lainnya yang dilakukan para kandidat R1 dan R2 yakni dengan mendekati hal-hal yang disukai millenial.

"Jokowi mendekati anak motor KPop sebagai simbol yang digemari anak-anak generasi millenial, New Prabowo sebagai branding baru," paparnya. 

Baca juga: Kubu Prabowo-Sandi Siapkan OK OCE Skala Nasional

Lebih lanjut pihaknya menambahkan, dari kedua kubu ini memiliki strategi untuk merebut emosional pemilih. Satu sisi Jokowi dianggap menjadi millenial bersahabat karena sering kali mem-branding dengan hal-hal yang dekat dengan millenial. Dan kubu lainnya, Sandiaga menjadi simbol millenial.  

"Pak Ma'ruf Amin tidak bisa direkayasa (branding), secara usia memang enggak bisa dikejar. Kalau Jokowi walaupun Gen-X, bisa dia mampu memposisikan diri sebagai millenials friendly," katanya. 

"Kalau di Pak Prabowo mau dikayak apapun enggak bisa, kuncinya di Pak Sandi. Bicara branding, keontetikan penting kalau millenial kritis, lebih kritis dia tau. Membentuk branding bisa sekejap dibentuk. Jadi di sini sisi jadi perebut suara millenial Pak Jokowi dan kubu satunya Sandi," pungkasnya.

Penulis :
Adryan N