
Pantau - Waktu menjelang pemilu sudah dekat pada tahun ini, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono mengungkapkan terkait isu-isu yang akan mengganggu di Pemilu 2024.
"Biasa isu yang paling mujarab dimunculkan adalah isu yang bisa menggiring opini masyarakat kesesatan. Ini biasanya dilihat dari kecenderungan masyarakat sendiri," ungkap Hendropriyono di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2023).
Lalu Hendropriyono mengatakan kecenderungan saat ini ialah menekan pemerintah dan hukum dengan unjuk rasa. Dia menyebut kecenderungan itu bisa dimanfaatkan dalam Pemilu 2024.
"Kecenderungan kita saat ini adalah mendikte pemerintah mendikte hukum dengan jalanan. Dengan demo yang semakin besar demo itu walaupun tidak masuk akal, tetapi tekanan itu terasa. Bahwa polisi, bahwa pengadilan itu dicoba terus untuk bisa terpengaruh pergerakan jalanan," katanya.
"Dan kecenderungan ini bisa dimanfaatkan. Pada Pemilu 2024 itu nanti bisa jadi satu penekan orang yang merasa bebas untuk memilih calon, tapi ditekan terus sehingga nyoblos yang sesuai penekan punya keinginan," lanjutnya.
Kemudian Hendropriyono menjelaskan isu lain yang dapat mengganggu, kata dia, ialah orang yang kalah. Menurutnya, akan berbahaya jika orang yang kalah, tetapi memiliki kekuatan.
"Kalau yang kalah ini dia punya kekuatan, untuk menunjukkan ketidakpuasan dan ingin merubah keadaan. Karena dianggap tidak ada yang bisa menghukum dia, mengadili dia," jelasnya.
"Nanti juga terlihat jadi nggak ada apa-apa, yang penting kita berusaha untuk merubah keadaan. Jadi di luar sistem, nggak ada aturan, nggak ada hukumnya. Di luar sistem, seperti kecurangan-kecurangan apa itu, kalau tidak bisa dikenakan penalti, susah," bebernya.
"Biasa isu yang paling mujarab dimunculkan adalah isu yang bisa menggiring opini masyarakat kesesatan. Ini biasanya dilihat dari kecenderungan masyarakat sendiri," ungkap Hendropriyono di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2023).
Lalu Hendropriyono mengatakan kecenderungan saat ini ialah menekan pemerintah dan hukum dengan unjuk rasa. Dia menyebut kecenderungan itu bisa dimanfaatkan dalam Pemilu 2024.
"Kecenderungan kita saat ini adalah mendikte pemerintah mendikte hukum dengan jalanan. Dengan demo yang semakin besar demo itu walaupun tidak masuk akal, tetapi tekanan itu terasa. Bahwa polisi, bahwa pengadilan itu dicoba terus untuk bisa terpengaruh pergerakan jalanan," katanya.
"Dan kecenderungan ini bisa dimanfaatkan. Pada Pemilu 2024 itu nanti bisa jadi satu penekan orang yang merasa bebas untuk memilih calon, tapi ditekan terus sehingga nyoblos yang sesuai penekan punya keinginan," lanjutnya.
Kemudian Hendropriyono menjelaskan isu lain yang dapat mengganggu, kata dia, ialah orang yang kalah. Menurutnya, akan berbahaya jika orang yang kalah, tetapi memiliki kekuatan.
"Kalau yang kalah ini dia punya kekuatan, untuk menunjukkan ketidakpuasan dan ingin merubah keadaan. Karena dianggap tidak ada yang bisa menghukum dia, mengadili dia," jelasnya.
"Nanti juga terlihat jadi nggak ada apa-apa, yang penting kita berusaha untuk merubah keadaan. Jadi di luar sistem, nggak ada aturan, nggak ada hukumnya. Di luar sistem, seperti kecurangan-kecurangan apa itu, kalau tidak bisa dikenakan penalti, susah," bebernya.
- Penulis :
- Sofian Faiq