
Pantau - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono menginstruksikan Polisi Militer (POM) TNI untuk terjun ke lapangan untuk memastikan tidak ada anggotanya terlibat aksi anarki dalam bentuk apa pun.
"Kemarin sudah dilaksanakan, termasuk POM TNI kita turunkan, jangan sampai ada prajurit TNI yang terlibat di sana," kata Yudo ditemui di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Yudo menambahkan tak menutup kemungkinan jika terjadi aksi provokasi atau kepentingan prajurit TNI yang menguasai lahan di Pulau Rempang.
"Terlibat mungkin provokator atau mungkin punya lahan-lahan yang tidak sah di sana," ujarnya.
Selain itu, anggota TNI untuk menahan diri. Jika personel kepolisian tak dapat mengatasi aksi anarki masa, maka anggota TNI baru turut mengatasi kericuhan yang terjadi.
"Kita beri imbauan, dan kemarin sudah saya sampaikan Danpuspom juga sudah mengirimkan pasukan tim gabungan untuk Satgas POM TNI di sana," tandasnya.
Sebelumnya, demonstrasi di depan kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam diwarnai aksi anarkis massa yang menolak relokasi warga Pulau Rempang. Massa melempari polisi dengan batu berukuran besar dan melakukan penganiayaan.
Video pelemparan batu kepada polisi tersebut viral di media sosial (medsos). Oknum massa bahkan melempar batu besar dari jarak dekat ke arah personel polisi yang hanya diam dalam barikade.
Adapun, aparat kepolisian amankan 27 orang yang dinilai terlibat dalam aksi bentrokan dengan polisi di Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
"Dalam penanganan insiden ini, kepolisian telah mengidentifikasi dan melakukan penangkapan beberapa orang dalam kejadian tersebut," ucap Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, Selasa (12/9/2023).
"Sebanyak 14 orang dari mereka diamankan di Polda Kepri, sementara 13 orang lainnya diamankan di Polresta Barelang," tambahnya.
Lalu Zahwani menyebut terdapat 16 orang polisi terluka akibat dari bentrokan tersebut. Personel polisi yang alami luka cukup serius, dirawat di RS Bhayangkara Polda Kepri.
- Penulis :
- Yohanes Abimanyu