
Pantau - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Jubur Kemlu) RI, Lalu Muhamad Iqbal mengatakan pihaknya kini masih kesulitan dalam mendata WNI korban banjir di Libya Timur.
"Moratorium belum ditutup. Kalaupun ada WNI masuk ke sana (Libya Timur) itu non prosedural. Jadi kita kesulitan untuk melakukan pendataan," ungkap Iqbal dalam keterangannya, Jumat (15/9/2023).
"Tapi setiap bulan selalu ada laporan WNI bermasalah dan sebagainya di Libya selama ini, karena itu teman-teman masih berusaha untuk menjangkau informasi kalau ada WNI. Mudah-mudahan ngga ada WNI yang menjadi korban," sambungnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Yuda Nugraha mengungkapkan sampai saat ini pihaknya belum menerima adanya data korban jiwa dari Indonesia.
"Tapi tadi saya sampaikan, walaupun sampaikan saat ini kita tidak menerima informasi, setelah berkoordinasi dengan otoritas komunitas, tidak ada informasi mengenai adanya korban WNI," kata Yuda.
Yuda mengatakan pihak KBRI Libya menghimbau keluarga WNI korban Banjir untuk segera menghubungi pihaknya jika sampai sekarang WNI masih dinyatakan hilang.
"Sebelumnya ketika menangani evakuasi bencana maupun konflik, ada saja WNI yang tidak tercatat di KBRI karena mereka nggak lapor. Oleh karena itu kita sudah membuka hotline sebagai backup," ucapnya.
"Jika ada keluarga yang hilang kontak dengan keluarganya di Libya, tolong, segera hubungi +218944815608," pungkasnya.
Sebagai informasi, menurut Wali Kota Derna, Abdulmenam Al-Ghaithi ada sebanyak 20.000 orang diperkirakan meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda Libia pada Minggu (10/09).
- Penulis :
- Sofian Faiq