Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Muhammadiyah Marah Besar terkait Israel Tutup Masjid Al-Aqsa

Oleh Abdan Muflih
SHARE   :

Muhammadiyah Marah Besar terkait Israel Tutup Masjid Al-Aqsa
Foto: Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad (muhammadiyah.or.id)

Pantau – Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengaku sangat marah atas aksi pasukan Israel yang telah menutup Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, sehingga umat Muslim tidak bisa masuk ke masjid itu.

Ia menilai aksi tersebut sangatlah arogan dan tidak menghargai keyakinan umat agama Islam. Dan kabarnya Masjid Al-Aqsa bakal dibongkar dan dijadikan tempat ibadah umat Yahudi.

“Kami sangat marah dengan perilaku Israel yang betul arogan dan tidak pernah menghargai keyakinan orang lain terutama Islam,” kata Dadang kepada wartawan, Rabu (25/10/2023).

“Puncaknya sekarang Masjid Al-Aqsa ditutup dan rencana dibongkar akan didirikan tempat ibadah Yahudi,” imbuhnya.

Seperti diketahui, polisi Israel telah menutup masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem, mencegah jemaah Muslim untuk masuk, demikian laporan kantor berita negara Palestina, WAFA, pada Selasa (24/10/2023).

Wakaf Islam, organisasi Islam yang ditunjuk Yordania untuk mengelola kompleks tersebut mengatakan bahwa petugas polisi secara tiba-tiba menutup semua gerbang yang mengarah ke kompleks bertembok tersebut dan melarang umat Islam masuk, namun mengizinkan jamaah Yahudi untuk melaksanakan salat, yang melanggar status quo masjid tersebut, demikian laporan WAFA.

Di bawah pengaturan status quo yang sudah berlangsung lama yang mengatur kompleks tersebut, non-Muslim dapat berkunjung tetapi hanya Muslim yang boleh beribadah di kompleks suci tersebut. Beberapa pengunjung Yahudi sering beribadah di sana meskipun ada peraturan tersebut.

Menurut hukum Yahudi, memasuki bagian mana pun dari kompleks Masjid Al Aqsa, yang juga dikenal sebagai Temple Mount, dilarang bagi orang Yahudi karena sifat suci dari situs tersebut.

Pihak berwenang Israel membatasi masuk ke dalam masjid sejak Selasa pagi. Mereka awalnya mengizinkan para lansia untuk masuk sebelum akhirnya menolak semua jemaah Muslim.

Langkah yang tidak biasa namun tidak jarang terjadi ini dilakukan ketika ketegangan di wilayah tersebut meningkat akibat perang Hamas-Israel yang sedang berlangsung.

Penulis :
Abdan Muflih