Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

6 Ribu Bus Wisata Liar, Masyarakat Diwanti-wanti Cek Kelaikan sebelum Berlibur

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

6 Ribu Bus Wisata Liar, Masyarakat Diwanti-wanti Cek Kelaikan sebelum Berlibur
Foto: Petugas tengah melakukan uji kelaikan (ramp check) bus AKAP menjelang liburan Natal dan Tahun Baru 2024 di Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (19/12/2023). (Antara/Syaiful Hakim)

Pantau - Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno mengimbau masyarakat yang akan berlibur menggunakan bus wisata agar mengecek keamanan armada sebelum bepergian. Wanti-wanti itu mencuat lantaran banyak bus wisata liar yang belum terdaftar dalam Sistem Perizinan Online Angkutan Darat dan Multimoda (SPIONAM).

”Bagi masyarakat yang ingin berwisata menggunakan bus wisata, untuk selalu cek statusnya di SPIONAM milik Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan,” kata Djoko di Jakarta, Kamis (28/12/2023).

Dia juga mengimbau masyarakat untuk meminta kepada pengusaha bus untuk menunjukkan surat KIR kendaraan, kartu pengawas, surat izin bus pariwisata yang masih berlaku dan memastikan pengmudi memahami kondisi perjalanan yang akan ditempuh.

Meskipun perjalanan wisata hanya satu hari, masyarakat juga tetap diimbau untuk meminta dua pengemudi agar dapat bergantian demi kenyamanan dan keamanan berwisata.

Hal tersebut perlu dilakukan oleh masyarakat sebelum bepergian dengan bus wisata karena berdasarkan data dari Direktorat Lalu Lintas Ditjenhubdat Kemenhub, tercatat hingga November 2023, total kendaraan pariwisata sebanyak 16.297 unit. 

Namun, bus yang terdaftar di SPIONAM hanya 10.147 (62,26 persen) sedangkan sisanya sebanyak 6.150 bus (37,74 persen) adalah angkutan liar yang tidak terdaftar.

“Masih banyak pengusaha angkutan pariwisata yang tidak mau mengurus izinnya, terutama pengusaha angkutan bus pariwisata yang menjual kendaraan kepada perusahaan angkutan lainnya,” kata Djoko.

Selain itu, Djoko juga menjelaskan berdasarkan hasil investigasi di lapangan, masih ditemukan banyaknya overtime pengemudi yang tidak dipantau oleh Perusahaan.

Kemudian, kurangnya keterampilan pengemudi bus dalam mengenal rute perjalanan menyebabkan seringkali bus pariwisata melalui jalur yang tidak sesuai dengan ukuran bus yang digunakan.

”Masih banyak perusahaan bus wisata belum melakukan risiko perjalanan (risk journey) terhadap pengemudi bus wisata. Kerap kejadian kecelakaan lalu lintas disebabkan pengemudi belum memahami jalur yang akan dilewatinya,” jelas Djoko.

(Laporan: Nur Nasy'a Dalila)

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin