
Pantau.com - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menceritakan kronologis kejadian peluru nyasar yang menghantam dua ruangan anggota DPR RI pada Senin, 15 Oktober 2018. Menurutnya, peluru tersebut ditembakkan dari sejata api Glock 17 dengan peluru kaliber 9 mm yang sudah dimodifikasi.
"Jadi itu senjata itu harusnya standar dimodifikasi dan memakai alat kecil menjadi otomatis. Nah, Glock kaliber 9 itu jangkauan jelajahnya itu bisa mencapai 1,5 mile. Jadi tembakan efektif itu bisa 400 meter. Kalau tembakan tepatnya 25-75 meter," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Baca juga: Disimpulkan Peluru Nyasar, Wenny Warouw Nilai Polisi Tak Profesional
Bamsoet yang juga Ketua Bidang Hukum dan Penegakan Disiplin Perbakin mengaku dirinya mendapat laporan langsung dari lapangan terkait pelaku penembakan peluru nyasar. Pelaku merupakan anggota Pengda Perbakin Banten berdomisili di Banten ternyata menembakkan peluru tak secara sengaja saat ia reloading pengisian megazine.
"Jadi saat dia reloading, pengisian megazine, dia terpencet dia tidak tahu ada bahwa dia masih ada pelurunya dan mengeluarkan tembakan otomatis maka yang keluar dari senjata itu lebih dari 1 peluru," ungkapnya.
Sementara menurutnya, jarak antara titik lokasi yang ditembak dengan lapangan Perbakin diperkirakan mencapai kurang lebih 200 hingga 300 meter. Sehingga memungkinkan untuk sampai menembus Gedung DPR.
Baca juga: Cerita Pendeta yang Hampir Terkena Peluru Nyasar di Gedung DPR
"Ya karena tempat latihan yang dipakai di pojok, karena memang sangat dekat dengan DPR mungkin jaraknya dari situ ke parkir DPR 100 meter, ke atas kira-kira 200 sampai 300 meter dan masih efektif daya rusaknya kuat," pungkasnya.
"Itu keterangan sementara yang bisa saya peroleh dari lapangan dan sudah ada yang bertanggung jawab dan ada unsur ketidaksengajaan," lanjutnya.
- Penulis :
- Adryan N