
Pantau - BMKG Gorontalo dan BPBD Kabupaten Bone Bolango menggelar simulasi penanganan gempa bumi dan tsunami, menandai langkah penting pertama di wilayah timur Indonesia dalam meningkatkan kesiapan menghadapi bencana. Simulasi ini bertujuan menguji sistem peringatan dini dan kesiapan seluruh pemangku kepentingan dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami yang berpotensi terjadi di wilayah Pasifik.
Kepala Stasiun Geofisika Gorontalo, Andri Wijaya Bidang, menjelaskan bahwa kerja sama erat antara BMKG dan BPBD sangat penting mengingat posisi Gorontalo yang rentan terhadap tsunami dari wilayah Pasifik. Simulasi ini melibatkan penggunaan perangkat canggih, termasuk Warning Receiver System (WRS) untuk mempercepat distribusi informasi dari BMKG pusat kepada masyarakat.
"Wilayah kita termasuk dalam area risiko tinggi tsunami. Oleh karena itu, simulasi ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat," ujar Andri.
Dalam kegiatan tersebut, BPBD juga mensimulasikan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, serta menggunakan peralatan baru yang disiapkan untuk mendukung mitigasi bencana di Gorontalo, termasuk lima sensor pendeteksi dan dua sirene tsunami yang sudah terpasang di wilayah strategis.
Staf Ahli Bupati Bidang Mitigasi Bencana, Dian Susilo, menyatakan bahwa simulasi ini sangat bermanfaat dalam memantapkan prosedur penanganan darurat. “Kami berharap simulasi ini membantu meningkatkan kesiapan semua pihak, termasuk masyarakat, dalam menghadapi situasi darurat,” kata Dian.
Dengan kegiatan ini, Gorontalo terus memperkuat langkah mitigasi bencana untuk meminimalkan dampak jika terjadi tsunami, sejalan dengan upaya BMKG untuk meningkatkan kesiapsiagaan di seluruh wilayah Indonesia.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah